Pagi ini saya menonton Dorce Show. Awalnya sih bintang tamunya itu Ferdi Nuril yang memerankan Fachri di film "Ayat-Ayat Cinta" ternyata berikutnya bintang tamunya adalah ROY SURYO. Awalnya saya gak faham mengapa dia hadir untuk tema ini. Ternyata topiknya bergeser menjadi foto dan video porno.
Saat itu saya akhirnya mengerti, bahwa kehadiran RS di acara ini membuktikan bahwa wawasan masyarakat Indonesia secara mayoritas tentang dunia maya memang masih jauh sekali. Bahkan para selebriti bintang tamunya pun nampak masih tidak ada gambaran ttg dunia maya. Mungkin masih sebatas cek email saja.
Bunda Dorce masih percaya bahwa Mas Roy ini adalah penyelamat para selebritis yg terkena gambar2 atau video porno. Begitu pun selebriti yg hadir, bahwa selama masih ada Mas Roy, artinya bangsa Indonesia tidak perlu khawatir kalau ada fitnah foto / video porno. Yang seru lagi, penonton yang hadir (dominan ibu-ibu) pun berharap supaya Mas Roy tetap giat membantu mengungkapkan masalah foto / video porno itu.
2. Roy Suryo - Selebriti
Dalam acara itu, Roy menjelaskan bahwa dia tidak pernah memajukan dirinya utk mengungkap masalah2 foto / video porno. Yang biasanya minta ke dia itu adalah teman2 wartawa dan kepolisian. Saat itu baru dia mencari fakta2 foto / video tersebut. Begitu pun saat dengan selebriti, selebriti itu tidak pernah menghubungi Roy langsung. Selebriti hanya minta pendapat ke wartawan trus wartawan yang menghubungi RS. Begitu pun kalau video / foto para pejabat, yang minta itu kepolisian.
Di sini Roy bilang bahwa dalam pengungkapannya itu dia pun cuma memamparkan fakta-fakta aja, jadi kalau benar rekayasa atau tidak dia akan ungkapkan sebenarnya. Malah menurutnya atas pengungkapan fakta-fakta tersebut, banyak pihak yang tidak suka dengannya.
Ketidak fahaman para selebriti ini akan dunia maya bisa dimaklumi. Kita hanya berfikir bahwa selebriti kita itu sudah melek teknologi, ternyata tidak dan ini fakta dan ini musti dimaklumi. Kehadiran Roy Suryo dimata selebriti sangat menjadi angin segar dari kebutaan teknologi itu. Apalagi Roy Suryo dekat denganw wartawan-wartawan itu, dengan demikian bagi selebriti ini sudah cukup validitasnya.
3. Roy Suryo - Blogger & Hacker
Belakangan istilah blogger dan hacker jadi ramai dibahas di media-media. Ini diakibatkan dari kebobolannya beberapa situs yang kena "jahil" dengan mengubah serambi muka-nya (homepage). Yang seru semua webpage tadi di jahili dengan menggunakan wajah Roy Suryo. Ternyata ini semua perbuatan yang dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap (pernyataan) Roy Suryo yang tidak valid, yaitu menyamakan istilah blogger dengan hacker.
Pernyataan Roy Suryo atas blogger ini memang menjadi pancingan kekesalan masyarakat dunia maya. Ini membuat gerah para aktifis blog yang sama sekali tidak tahu dunia hacking di internet.
Kehadiran blogger dan hacker juga cracker memang sejarah yang panjang bersamaat dengan sejarah internet itu sendiri. Blog merupakan kependekan pengucapan dari web-log, yaitu sebuah journal yang tercatat di web. Istilah log ini sebetulnya sudah sering kita dengar di film Star Trek, di mana di setiap pembukaan film ada narasi si kapten dengan kata-kata : "captain's log.. ". Awalnya blog digunakan justru oleh para pakar yang selalu berbagi jurnalnya ke masyarakat dunia maya. Ada blog seorang pakar ekonomi, pakar bisnis, ilmuwan atau dosen, bahkan pengamat olah raga, teknlogi dan gadget, dan lain-lainnya. Bedanya blog mereka ini dibuat sendiri (engine-nya) oleh mereka. Blog, beberapa tahun belakangan blog menjadi favorit bagi banyak orang awam setelah muncul www.blogspot.com - dimana semua orang sekarang bisa membuat jurnalnya sendiri. Nah.. karena ini jurnal pribadi, artinya semua isinya itu jelas merupakan materi yang musti di konfirmasi lagi kebenarannya. Konfirmasi inilah yang menjadi filter yang musti dilakukan oleh pengunjung blog orang tersebut.
Blogger sama sekali tidak ada hubungannya dengan hacker apalagi cracker (bahkan phreak). Para hacker, cracker, dan phreaker memang sering melakukan pencatatan (jurnal) di web. Isinya dari mulai catatan atas sebuah software beta, bugs, virus, dan lain-lain yang memang tujuannya adalah berbagi (share) dengan para hacker lain. Ini merupakan budaya yang lama di dunia maya, yaitu share (berbagi).
Nah, sekarang jelas mengapa para blogger marah atas pernyataan Roy Suryo, karena yang dikhawatirkan adalah kesalahpahaman atau mis persepsi masyarakat atas istilah blogger yang seolah-olah berkonotasi negatif (bad attitude). Jangan-jangan acara pesta blogger pun tidak diijinkan oleh pihak kepolisian nantinya. Kemudian di UU ITE akan ada kesalah pahaman atas definisi blogger, ini bahaya dan sangat memalukan tentunya.
4. Jalan Tengah
Bagi saya, saat ini kita membutuhkan bantuan media massa untuk menyebarkan informasi yang salah ini atas istilah blogger dan hacker. Kita tidak bisa menunggu konfirmasi atau penjelasan dari Roy Suryo. Sampaikan saja informasi yang lebih umum dan fair, tidak perlu memojokkan siapa pun. Lebih banyak masyarakat yang faham dengan perbedaan ini tentu akan sangat membantu kemajuan dunia maya Indonesia.
Kemudian untuk Roy Suryo sendiri, saya kira sudah tidak perlu diperdebatkan atau diusik-usik lagi. Keberadaan beliau di dunia selebriti nampaknya sudah menjadi satu bagian. Figur dia di mata selebriti sudah pas.. bantuan dia pun masih sangat dibutuhkan bagi selebriti yang awam dunia maya. Semoga saja Roy Suryo pun memberitakan informasi yang tidak salah persepsi juga. Dengan kata lain ikut membantu "membuka wawasan" internet ke masyarakat.
Akan tetapi, satu hal yang musti diluruskan adalah penggunaan istilah pakar telematika. Ini yang menurut saya bisa menjadi informasi yang salah. Roy Suryo tidak pernah menyatakan dirinya seorang pakar telematika, itu julukan dari wartawan infotainment. Dia tidak punya latar belakang pendidikan telematika jadi agak rancu kalo dijadikan pakar atau nara sumber telematika. Mungkin ada istilah lain yang lebih pas dengan buat Roy? Misalnya : pengamat image dan video selebriti di internet? atau apa gitu?
Dengan demikian perseteruan ini bisa menjadi sebuah jalan keluar buat kemajuan dunia maya di Indonesia.