Sunday, May 16, 2010

It's Not Just a Trip, It's a Journey

Maaf, bukan mau gaya-gayaan pakai judul Bahasa Inggris tapi kelihatannya frase ini lebih pas, apalagi sulit buat saya mencari arti yang signifikan dalam Bahasa Indonesia antara TRIP dan JOURNEY.

It's About Trip

Perjalanan, itulah yang akan saya ceritakan disini. Yah.. memang saya suka sekali bepergian, ke tempat yang biasa-biasa saja, tidak biasa, dan luar biasa. Dalam perjalanan itu pasti saja mempunyai kenangan-kenangan yang menarik bahkan istimewa. Biasanya saya sering share lewat blog atau foto-foto.

Saya pernah pergi ke pasar loak Poncol di sekitar Pasar Senen, tapi juga saya pernah cuma terpana di dalam Grand Gallery Museum Louvre atau terpana saat melihat matahari terbit di Taj Mahal.

Dari kesemuanya itu sangat memberikan kesan yang mendalam atas semua yang saya lihat itu. Rasanya saya bisa mendekat bahkan masuk ke sebuah perkenalan dengan semua pelaku karya-karya tadi, walau jelas-jelas mereka sudah wafat. Hal ini mirip sekali saat saya bisa nonton pertujukan live show band kesukaan saya. Sangat terasa bahwa disitulah saya bisa hadir dalam suasana yang sama dengan pelaku karya tersebut.

It's A Journey

Lantas apa bedanya dengan journey yang saya maksud dijudul tadi? Pada awalnya saya tidak pernah terfikir bahwa dalam sebuah kisah perjalanan saya itu akan menimbulkan sebuah petualangan perasaan yang sangat mendalam atas empati diri.

Berawal dari sebuah ajakan pergi ke sebuah pulau dalam rangka survei. Tidak seperti biasanya kepergian ini agak beda dari kepergian-kepergian saya sebelumnya, yaitu tanpa gadget sama sekali. Tanpa laptop, tanpa kamera, bahkan tanpa handphone.

Rencana kepergian ini sangatlah sederhana yaitu mencoba "bengong" di pantai. Tanpa rencana, tanpa ide-ide, tanpa ambisi, dan tanpa tahu akan seperti apa. Seperti kata Master Ip Man, yaitu "berusaha untuk tidak berusaha". Jadi memang pergi untuk membiarkan "alam" memandu kita di lokasi. Makanya jangan kaget jika akhirnya saya tidak mendapatkan penginapan yang "normal" melainkan di mes polisi yang selalu kosong saat wiken dan saya gak mendapat sewaan sepeda. Terpaksa kemana-mana musti jalan cukup jauh.

Dalam situasi seperti ini, kita cuma bisa pasrah pada alam dan universe :D Hingga akhirnya saya menemukan sebuah pengalaman baru yang sangat mendalam yaitu kita bisa menikmati serangkaian keindahan alam yang hadir di depan muka kita, apa adanya.. orisinal dan tanpa embel-embel.

Sebuah pagi di tepi pantai, kita cuma menatap ke depan melihat hamparan laut dalam batas horison menganga pada sebuah lukisan awan yang sangaaat besar, megah, dan sangat agung. Semuanya terbentang sangat indah, menawan, dan cukup kuat untuk membuat kita terdiam, tidak bersuara, bahkan berusaha untuk menahan nafas agar tidak mengganggu orkestra suara alam tadi. Angin, ombak, burung, serangga, bahkan suara motor kapal nelayan. Semua saling melengkapi dan muncul jujur sekali.

Saat itu saya sadar bahwa yang saya lihat di depan mata ini adalah sebuah kejadian orisinil persembahan maha karya alam dan universe. Sebuah "pertunjukkan" yang mungkin hanya bisa saya nikmati sekali seumur hidup, tak akan ada alam mengulang hal yang sama.

Momen itu bisa saya andaikan seperti kita berasa dalam sebuah gedung opera yang megah, menikmati sebuah pertujukkan panggung yang kita cuma bisa menonton, menikmati, menghayati, bahkan ikut terharu. Karena saya tidak membawa kamera maka saya tidak bisa mengabadikan momen tersebut, akan tetapi justru disitulah letak nilai ke-orisinalannya. Kita cuma bisa menikmati saat itu saja. Foto hanyalah replika sebuah kejadian, sama seperti musik dalam kaset atau lukisan dalam postcard

Di saat itu, saya tersadarkan, betapa dalam keseharian saya selama ini saya suka melewati momen-momen yang dihadirkan oleh alam dan universe di depan mata kita. Baik itu pemandangan, pertunjukkan, suara, bunyi, warna, bau, dan seterusnya. Semuanya nampak wajar dan biasa-biasa saja. Padahal ternyata semua itu bisa memberikan sebuah empati yang besar sekali. Teman saya pernah bilang, bahwa kebahagiaan itu memang tidak bisa dicari, maupun diciptakan, melainkan disadari.. oalaa.. terhenyuh rasanya ketika disadarkan akan hal itu.

Sepulangnya saya dalam kepergian yang "tak jelas" tadi ternyata justru membawa saya ke sebuah pengalaman yang sangat membuka mata dan memperjelas pandangan saya atas universe ini. Rasanya saya akan mulai mampu menghargai karya-karya dan pertunjukkan alam. Sebuah pemandangan yang bukan untuk saya share lewat foto, melainkan sebuah pemandangan yang musti saya cerap ke dalam hati saya. Saya renungi dan rela melepaskan pertunjukkan pemandangan tadi pergi dan berganti dengan pemandangan lain.

Terima kasih ya.. sudah mengajak saya pergi dalam sebuah journey.. yang menjadi salah satu titik penting dalam journey of my life. :) Saya gak akan pernah ragu untuk diajak dalam journey yang lainnya :)


EM :)