Monday, March 31, 2008

Jalan Tengah antara Roy Suryo - Blogger - Hacker - Selebriti

1. Roy Suryo - Dorce

Pagi ini saya menonton Dorce Show. Awalnya sih bintang tamunya itu Ferdi Nuril yang memerankan Fachri di film "Ayat-Ayat Cinta" ternyata berikutnya bintang tamunya adalah ROY SURYO. Awalnya saya gak faham mengapa dia hadir untuk tema ini. Ternyata topiknya bergeser menjadi foto dan video porno.

Saat itu saya akhirnya mengerti, bahwa kehadiran RS di acara ini membuktikan bahwa wawasan masyarakat Indonesia secara mayoritas tentang dunia maya memang masih jauh sekali. Bahkan para selebriti bintang tamunya pun nampak masih tidak ada gambaran ttg dunia maya. Mungkin masih sebatas cek email saja.

Bunda Dorce masih percaya bahwa Mas Roy ini adalah penyelamat para selebritis yg terkena gambar2 atau video porno. Begitu pun selebriti yg hadir, bahwa selama masih ada Mas Roy, artinya bangsa Indonesia tidak perlu khawatir kalau ada fitnah foto / video porno. Yang seru lagi, penonton yang hadir (dominan ibu-ibu) pun berharap supaya Mas Roy tetap giat membantu mengungkapkan masalah foto / video porno itu.

2. Roy Suryo - Selebriti

Dalam acara itu, Roy menjelaskan bahwa dia tidak pernah memajukan dirinya utk mengungkap masalah2 foto / video porno. Yang biasanya minta ke dia itu adalah teman2 wartawa dan kepolisian. Saat itu baru dia mencari fakta2 foto / video tersebut. Begitu pun saat dengan selebriti, selebriti itu tidak pernah menghubungi Roy langsung. Selebriti hanya minta pendapat ke wartawan trus wartawan  yang menghubungi RS. Begitu pun kalau video / foto para pejabat, yang minta itu kepolisian.

Di sini Roy bilang bahwa dalam pengungkapannya itu dia pun cuma memamparkan fakta-fakta aja, jadi kalau benar rekayasa atau tidak dia akan ungkapkan sebenarnya. Malah menurutnya atas pengungkapan fakta-fakta tersebut, banyak pihak yang tidak suka dengannya.

Ketidak fahaman para selebriti ini akan dunia maya bisa dimaklumi. Kita hanya berfikir bahwa selebriti kita itu sudah melek teknologi, ternyata tidak dan ini fakta dan ini musti dimaklumi. Kehadiran Roy Suryo dimata selebriti sangat menjadi angin segar dari kebutaan teknologi itu. Apalagi Roy Suryo dekat denganw wartawan-wartawan itu, dengan demikian bagi selebriti ini sudah cukup validitasnya.

3. Roy Suryo - Blogger & Hacker

Belakangan istilah blogger dan hacker jadi ramai dibahas di media-media. Ini diakibatkan dari kebobolannya beberapa situs yang kena "jahil" dengan mengubah serambi muka-nya (homepage). Yang seru semua webpage tadi di jahili dengan menggunakan wajah Roy Suryo. Ternyata ini semua perbuatan yang dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap (pernyataan) Roy Suryo yang tidak valid, yaitu menyamakan istilah blogger dengan hacker.

Pernyataan Roy Suryo atas blogger ini memang menjadi pancingan kekesalan masyarakat dunia maya. Ini membuat gerah para aktifis blog yang sama sekali tidak tahu dunia hacking di internet.

Kehadiran blogger dan hacker juga cracker memang sejarah yang panjang bersamaat dengan sejarah internet itu sendiri. Blog merupakan kependekan pengucapan dari web-log, yaitu sebuah journal yang tercatat di web. Istilah log ini sebetulnya sudah sering kita dengar di film Star Trek, di mana di setiap pembukaan film ada narasi si kapten dengan kata-kata : "captain's log.. ". Awalnya blog digunakan justru oleh para pakar yang selalu berbagi jurnalnya ke masyarakat dunia maya. Ada blog seorang pakar ekonomi, pakar bisnis, ilmuwan atau dosen, bahkan pengamat olah raga, teknlogi dan gadget, dan lain-lainnya. Bedanya blog mereka ini dibuat sendiri (engine-nya) oleh mereka. Blog, beberapa tahun belakangan blog menjadi favorit bagi banyak orang awam setelah muncul www.blogspot.com - dimana semua orang sekarang bisa membuat jurnalnya sendiri. Nah.. karena ini jurnal pribadi, artinya semua isinya itu jelas merupakan materi yang musti di konfirmasi lagi kebenarannya. Konfirmasi inilah yang menjadi filter yang musti dilakukan oleh pengunjung blog orang tersebut.

Blogger sama sekali tidak ada hubungannya dengan hacker apalagi cracker (bahkan phreak). Para hacker, cracker, dan phreaker memang sering melakukan pencatatan (jurnal) di web. Isinya dari mulai catatan atas sebuah software beta, bugs, virus, dan lain-lain yang memang tujuannya adalah berbagi (share) dengan para hacker lain. Ini merupakan budaya yang lama di dunia maya, yaitu share (berbagi).

Nah, sekarang jelas mengapa para blogger marah atas pernyataan Roy Suryo, karena yang dikhawatirkan adalah kesalahpahaman atau mis persepsi masyarakat atas istilah blogger yang seolah-olah berkonotasi negatif (bad attitude). Jangan-jangan acara pesta blogger pun tidak diijinkan oleh pihak kepolisian nantinya. Kemudian di UU ITE akan ada kesalah pahaman atas definisi blogger, ini bahaya dan sangat memalukan tentunya.

4. Jalan Tengah

Bagi saya, saat ini kita membutuhkan bantuan media massa untuk menyebarkan informasi yang salah ini atas istilah blogger dan hacker. Kita tidak bisa menunggu konfirmasi atau penjelasan dari Roy Suryo. Sampaikan saja informasi yang lebih umum dan fair, tidak perlu memojokkan siapa pun. Lebih banyak masyarakat yang faham dengan perbedaan ini tentu akan sangat membantu kemajuan dunia maya Indonesia.

Kemudian untuk Roy Suryo sendiri, saya kira sudah tidak perlu diperdebatkan atau diusik-usik lagi. Keberadaan beliau di dunia selebriti nampaknya sudah menjadi satu bagian. Figur dia di mata selebriti sudah pas.. bantuan dia pun masih sangat dibutuhkan bagi selebriti yang awam dunia maya. Semoga saja Roy Suryo pun memberitakan informasi yang tidak salah persepsi juga. Dengan kata lain ikut membantu "membuka wawasan" internet ke masyarakat.

Akan tetapi, satu hal yang musti diluruskan adalah penggunaan istilah pakar telematika. Ini yang menurut saya bisa menjadi informasi yang salah. Roy Suryo tidak pernah menyatakan dirinya seorang pakar telematika, itu julukan dari wartawan infotainment. Dia tidak punya latar belakang pendidikan telematika jadi agak rancu kalo dijadikan pakar atau nara sumber telematika. Mungkin ada istilah lain yang lebih pas dengan buat Roy? Misalnya : pengamat image dan video selebriti di internet? atau apa gitu?

Dengan demikian perseteruan ini bisa menjadi sebuah jalan keluar buat kemajuan dunia maya di Indonesia.

Monday, March 17, 2008

Lady Driver : Ketika mobil punya kelamin

Mungkin ada yang pernah memperhatikan di beberapa pelataran parkir gedung perkantoran, mal, atau hotel, ada ruang parkir khusus pengendaran wanita. Dengan plang : LADY DRIVER.

Sebelum membahas hal ini gua mencoba cari-cari di internet konsep dari "deskriminasi" pengendara mobil ini. Ternyata tidak ada. Gue gak tahu apakah konsep Lady Driver ini merupakan sebuah penghargaan bagi pengendara wanita, atau malah semacam pelecehan terhadap gender tertentu karena merasa dianggap tidak mampu mencari parkir?

Bagi gue, terlepas dari perlu atau tidaknya Lady Driver ini gua hanya ingin mencoba memberikan pandangan atas kebutuhan identitas kelamin dari mobil. Parkir khusus Lady Driver seakan-akan memberikan sebuah "bonus" atau "kompensasi" bagi pengendara wanita. Sadar tidak sadar ini merupakan sebuah tretment khusus.

Gender Mobil

Di jalan raya, saat kita mengendarai mobil kita dituntut untuk selalu waspada terhadap mobil-mobil lain di sekitar kita. Saat kita mau belok, saat mau menyalip, saan disalip dst. Aturan-aturan di jalan nampaknya memang mewajibkan pengendara untuk waspada dan hati-hati terhadap pengendara (mobil) lainnya.

Dalam kasus tertentu, gue pernah saat berjalan lurus ada sebuah mobil yang baru muncul dari gang dan mau belok mengambil jalur gue. Menurut aturan yang gua tahu saat ujian SIM jika posisi mobil gua sudah berjarak hampir mendekati pertigaan, maka gua boleh lurus terus sementara mobil yang dari gang harus menunggu gua lewat (mengalah). Namun kejadiannya berbeda, mobil tadi tetap nyelonong belok pelan-pelan tanpa peduli ada mobil gua dari arah lain. Kontan saja gua harus mengerem mendadak. Gue sempat kesal dan marah.. lalu gua buka jendela, ternyata mobil tadi buka jendela juga. Ya.. pengemudinya perempuan. Dengan lantang dia marahin gua : "hei! ngalah dikit sama perempuan kenapa sih!!"

Saat itu gua hanya berfikir, apa iya gua gak sopan dan gak mau ngalah dengan perempuan? Salah ber-etika? Tata krama? Tapi gua mencoba mencari tahu, apakah iya ada aturan dalam berkendara untuk bertata-krama dengan pengendara wanita? Atau gua selama ini yang tidak tahu? Kejadian seperti tadi sangat sering gua alami. Bahkan saat ada sebuah mobil yang ingin belok ragu-ragu atau menyalip dengan asal-asalan, gue hanya bisa menebak.. ah ini pasti yang nyetir perempuan atau kakek-kakek.

Agak serba salah menghadapi mobil dengan pengendara jenis ini. Ya betul memang tidak semua wanita mengendarai mobil seperti ini, seharusnya memang tidak begini. Saat kita ujian SIM jelas-jelas tidak ada perbedaan ujian antara pengendara wanita dengan pengendara pria. Semua diuji dengan materi yang sama. Kita mendapatkan aturan berkendara dengan rambu-rambu yang sama, begitu pula dengan pelanggaran dan hukuman yang sama. Tapi pada kenyataannya, pengendara wanita dan orang manula ini suka menyulitkan bahkan membahayakan mobil atau pengendara lain.

Mobil Wanita


Kalau memang dirasa musti ada pembedaan antara pengendara wanita dengan pria. Saya rasa POLANTAS harus mengeluarkan tanda khusus bagi mobil dengan pengendara wanita. Misalnya dengan stiker atau lampu seperti TAXI. Dengan demikian tentu ini sangat membantu pengendara lain agar hati-hati dan memberikan prioritas untuk mobil tersebut. Ini sudah terjadi pada mobil yang digunakan untuk BELAJAR. Bahkan ada pemberitahuan untuk menjaga jarak. Kasus lain, ada mobil bodoh.. jelas-jelas di depan dia mobil bertuliskan belajar, malah meng-klakson berkali-kali supaya mengendara lebih cepat.

Gua berharap topik ini jangan dibelokkan menjadi topik diskriminasi gender. Gua sadar topik ini riskan banget, tapi gua percaya kalo temen-temen di sini bisa lebih terbuka memandang topik ini lebih luas.

Thursday, March 13, 2008

Ayat-Ayat Cinta

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Sudah terlalu banyak yang membahas film ini. Penuh dengan pro-kontra yang kemudian membuat film ini menjadi makin hangat di awal tahun ini. Saluut!!

Waktu nonton film ini gua berusaha pasang mood "serius", karena gua berfikir film ini akan penuh dengan "wejangan" dan pesan-pesan agamis. Gua gak berani bilang film ini adalah film dakwah. Untuk yang satu ini gua rasa cuma Hanung yang bisa jawab.

Tentang Film

"Ayat-Ayat Cinta" (AAC) adalah film saduran dari novel terkenal. Tentu ini merupakan PR besar buat siapa pun sutradara yang akan mem-film-kan. Tak lepas pula buat Hanung. Kita tahu Hanung punya pengalaman banyak buat film yang diadaptasi dari novel. Kebetulan saja, saya belum baca novel heboh ini. Banyak yang bilang ke gua kalo novel ini dahsyat sekali, sayang gua bukan pembaca novel sejati hehehe...

Gua gak akan meresume cerita AAC, pasti kalian bosen bacanya karena hampir di semua milis dan blog sudah diuraikan secara detil. Begitu pun goofs yang dibahas, selalu sama mengkritik bagaimana boom microphone bisa bocor, set yang tidak Cairo, Mesir nampak terlalu kumuh dll dll. Sudahlah.. itu kalian sudah tahu semua.

Bagi gua, ketika gua selesai menonton film AAC. Satu hal yang langsung membuat kepala gua bergeleng dan berdecak kagum adalah : novel ini kayaknya benar-benar dahsyat dan hebat. Film yang dibuat Hanung sangat tertolong dari kekuatan ceritanya. Kekuatan karakter dan personifikasi yang kental dan detil. Gua gak mau terjebak dengan casting orang Indonesia yang "di-mesir-kan". Gua berusaha melihat Surya Saputra itu sebagai sosok orang Turky yang kaya, begitu pun casting lainnya. Sebelum gua masuk bioskop, gua pikir film ini akan banyak menampilkan orang-orang Mesir asli, ternyata saya salah.. tapi gak pa pa.

Seperti yang gua tulis barusan, film ini sangat-sangat tertolong oleh cerita yang mutakhir. Secara film buat gua biasa aja. Ada shot suasana padang pasir dan piramid bagus sekali, itu keren.. ya jelas aja keren.. karena lokasi dan suasananya pun sudah keren. Tidak musti Hanung pun akan tetap keren. Tapi gua justru salut dengan bagaimana cara Hanung mengemas film ini menjadi sebuah kesatuan yang sebetulnya banyak sekali keterbatasan. Ini nilai lebih buat film Indonesia yang setting ceritanya di luar negeri.

Tentang Cerita

Ada banyak komentar penonton yang benci ke film ini karena kisahnya seperti mendukung kampanye poligami. Gua rasa bagi yang punya pendapat seperti ini, mendingan nonton lagi dari awal deh. Yang makin gua kecewa, saat gua menonton diskusi Hanung dengan Eric Sasono (pengamat film) di SCTV, mereka pun nampak terjebak dalam pembahasan pro - kontra dengan poligami.

Bagi gua, cerita dari film AAC ini mempunyai bobot besar dan sangat beresiko. Karena basic dari cerita cinta film ini adalah "membenturkan" ajaran-ajaran dan cara pandang ISLAM dalam melihat : wanita, jodoh, cinta, perkawinan, dan poligami. Semua ini tidak bisa dipisah satu dan lainnya. Karena semua berkaitan dalam cerita si Fachri ini. Kalau dipisah-pisah jadinya ya persepsi yang salah itu. Seolah-olah si Fahri dan Aisyah mengajarkan penonton untuk "mari poligami". Ini gak bener.

AAC secara baik sekali membeberkan konsep perkawinan yang menjunjung asas : bebet, bibit, bobot. Ini sangat Indonesia sekali.. makanya pas banget.

1. Bebet diwakili oleh Maria
2. Bibit diwakili oleh anaknya guru-nya Fachri
3. Bobot diwakili oleh Aisyah

Dalam AAC ketiga konsep tadi diwakili oleh tiga karakter yang sama kuat. Saat Fachry harus terjebak dalam posisi demikian, apa yang musti dilakukan? Mengikuti syariah? Ya.. karena dia sarjana Al-Azhar yang taat dengan ajaran Islam. Bagaimana Maria yang dengan modal cinta yang tulus dan sudah saling mengenal jauh daripada kedua saingannya, harus BUNTU karena perbedaan agama.

Lalu bagaimana seorang anaknya ustadz (Melanie Putria, karakternya lupa namanya), yang merupakan karakter yang secara bibit dan soleha sudah tidak perlu diperdebatkan lagi.

Terakhir, bagaimana seorang Aisyah yang kaya raya, baik, tapi belum lihat wajahnya secara menyeluruh dan musti melakukan Ta'aruf. Gua suka bagian dimana Fachry masih harus diskusi apa itu Ta'aruf. Ini penting untuk menjelaskan ke penonton.

Dari sanalah cerita ini akan dibawa. Jodoh.. apa sih jodoh? Bagaimana cara fachry menjelaskan ke ibunya tentang jodoh, sangat sederhana dan pas. Lalu bagaimana Fachry menjelaskan jodoh ke Maria lewat analogi sungai Nil dan Mesir. Apa itu cinta? Maria bisa dengan mudah menggambarkan itu lewat dairy-nya. Bagaimana Melanie kagum dengan Fachry dst. Lantas bagaimana dengan perkawinan? Aisyah menggambarkan ini dengan baik pula. Bagaimana suami, bagaimana isteri, dan bagaimana sebuah pasangan menjalani sebuah syariah agama.

Kalaupun pada akhirnya kisah ini memasuki babak poligami. Babak ini merupakan "benturan" atau konflik yang sangat bagus. Pro-kontra penonton merupakan sebuah hal yang sudah bisa diprediksi. Alasan Aisyah mengijinkan Fachry poligami bukan tidak beralasan, tidak konyol, dan sesuai dengan syariah. Bagaimana Fachry menghadapi sebuah pilihan poligami pun sangat indah dijabarkannya. Bukan karena hasrat sex semata. Ini tidak mudah tapi juga tidak musti rumit.

Pada akhirnya pun Fachry tetap bingung dan mempertanyakan akan sulitnya berlaku adil dalam poligami. Adil seperti apa? itu pun tidak semudah yg kita bayangkan. Kalau penonton bisa lebih terbuka melihat konflik yang dibangun ini maka mereka akan sadar bahwa poligami merupakan sebuah pilihan yang semestinya tidak hadir di depan mereka secara tiba-tiba.

Tentang Konyol

Ya.. ini hal konyol yang jarang diangkat penonton. Sejujurnya sorry banget gua gak suka dengan karakter Dennis dalam AAC. Mengapa harus ada dia? Mengapa harus ada "joke" dengan tingkah yang mirip badut? Ada yang bisa bantu gua mendapatkan alasannya?

Tentang Penulis Novel

Sayang ya dari sekian banyak penonton yang membahas film ini, tapi sedikit sekali yang menjelaskan siapa penulis novel hebat ini. Apa dia orang Indonesia? atau orang Mesir? Latar belakang dia itu seperti apa? Apa ia kuliah di Al-Azhar?

Gue gak banyak novelnya sih, jadi pengetahuan gua akan cerita ini secara keseluruhan pun jadi sempit. Tapi entah kenapa gua yakin, yakin sekali kalau cerita asli novel ini sangatlah hebat. Salut buat novelnya juga!

Foto Habiburrahman El Shirazy dari Google