Thursday, July 31, 2008

Kisah Kenangan Bau (Bau dan Memori Manusia)

Pernahkah dibayangkan jika kita nonton berita tentang ditemukan mayat akan tetapi disertai bau? Lalu saat melihat berita lain di TV tentang kecelakaan motor kita bisa menghirup bau bensin bercampur bau darah? Apa yang kita rasakan saat itu? Bagaimana peranan bau terhadap sensasi otak kita?

1. Hidung: Panca Indera Yang Terlupakan

Hidung adalah salah satu panca indera kita yang terlupakan dalam konteks perkembangan teknologinya. Sejak teknologi berkembang, manusia selalu mencoba menemukan alat-alat yang mampu menopang kekurangan kemampuan (keterbatasan) dari organ asli manusia. Kita semua tahu bahwa MATA dan TELINGA merupakan pance indera yang paling maju hubungannya dengan perkembangan teknologi. Kemampuan Mata sebagai indera "rupa" (visual) sudah dikenal lewat teknologi sejak lama. Apalagi sejak John Logie Baird menemukan televisi.

Sementara jauh sebelum teknologi visual, maka teknologi audio (rungu) lebih dulu ditemukan teknologinya oleh Alexander Graham Bell. Sejak itu, perkembagan kedua indera ini makin maju pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang kemudian dikenal dengan teknologi audio-visual (AV) atau rupa-rungu.

Begitupun halnya dengan indera kulit (censoring) sebagai perasa suhu (temperature). Nah.. lantas bagaimana dengan indera penciuman? Hidung, merupakan indera penciuman yang hingga kini teknologi masih sulit untuk dikembangannya.

2. Bau Primer dan Bau Sekunder

Sekedar bergumam, gue ceritanya punya konsep yang sok-sok-an menghayal bebas dan liar seperti di film Star Trek. Yaitu tentang konsep bau dan hubungannya dengan teknologi.

Gue berfikir bau itu seperti warna, yakni mempunyai bau primer, bau sekunder, dan bau tersier. Konsep ini mirip dengan konsep warna primer, sekunder, dan tersier. Perpaduan bau-bau primer tadi akan menghasilkan bau sekunder dan seterusnya.

Ide ini gue lihat saat peracik parfum oplosan dengan mudah mencampur variasi-variasi bau untuk menemukan bau parfum merek tertentu. Secara prinsip gue rasa ini sama halnya dengan bau pada makanan (aroma), bau pada benda (odor), bau suasana (scent), atau pewangi tadi (fragrance).

Jadi misalnya (contoh) bahwa bau primer itu adalah BAU A, BAU B, dan BAU C. Lalu bau sekunder adalah BAU AaB, BAU CaB, BAU BbAC dan seterusnya.

Nah misalnya untuk bau durian, adalah perpaduan : 0,5 BAU C + 2,7 BAU BbAC + 7,3 BAU AaB = Bau Duren (harusnya ada kode tertentu untuk bau durian ini)

Kode dalam bau, yang gue bayangin ya sama dengan kode warna. Kode warna CMYK atau RGB atau HEXACOLOR dan seterusnya. Dengan konsep ini maka apapun bau bisa di-breakdown kode dasarnya dan bisa dibuat tiruannya.

3. Hubungan Bau dan Kenangan

Sadar tidak sadar bau sudah mempunyai peran besar dalam proses kenangan kita dan persepsi otak kita. Seberapa sering kita bisa menikmati sebuah film atau foto akan sebuah kejadian, lokasi dan tempat namun hal tersebut masih terasa kurang gairahnya karena kita kehilangan aroma dari suasana tersebut.

Contoh lain, saat kita masih kuliah atau dalam masa tertentu kita menggunakan parfum bermerek anu, nah setelah sekian lama dan kita mencium bau parfum anu tersebut kita bisa merasakan suasana dan kenangan pada masa-masa itu.

Yang paling terasa lagi adalah saat bau berkaitan dengan kejadian yang tidak nyaman. Contohnya saat kita mencium bau sedap malam plus melati. Rasanya memori kita langsung tertuju pada suasana pemakaman. Lalu bau kemenyan yang mengingatkan kita pada suasana di Bali. Nah.. gue pernah bongkar-bongkar gudang di mana gua menemukan kotak penyimpanan barang-barang rongsokan zaman gue masih SMP. Gue menemukan botol minyak wangi Garuda Airlines buatan Gondo Wangi Sariaji. Saat gw mencium ujung botol tersebut, seketika itu juga gue seperti sedang travelling back in time ke masa SMP. Cobain deh...

4. Masa Depan Bau

Lalu bagaimana bau dapat merubah kehidupan masa depan manusia? Jelas punya peranan yang sangat besar. Tentu penemuan alat perekam dan penyaji bau sangat dibutuhkan manusia di masa depan.

Bagaimana kita bisa tahu jika 20 tahun mendatang bunga melati akan musnah dari bumi dan anak cucu kita hanya tahu kisah melati tanpa tahu baunya seperti apa. Lalu bagaimana anak cucu kita bisa mencium bau rempah-rempah khas Indonesia, seperti jahe, kunyit dan seterusnya.

Konon manusia pernah ke bulan, tapi apakah mereka tahu bau hawa di bulan seperti apa? Padahal dengan bau, kita bisa menganalisa jenis bahan kimiawi yang terkandung dari bau tersebut.

Sebaliknya, di masa depan bukan tidak mungkin kita menonton film plus dengan bau artificial-nya. Jadi saat kita menonton film adegan di tepi pantai, penonton bisa mencium bau lautnya. Lalu saat kita menonton film horror, tentu akan makin merinding karena penonton bisa langsung mencium bau darah, bau bangkai, atau bau obat-obatan di rumah sakit.

Sebagai tambahan, pernahkan kita tahu bahwa seorang bayi bisa lekat dengan ibunya karena bau badan si ibu yang sudah lekat dikenali si bayi? Pernahkah kita dengar bahwa bau badan pria dan wanita punya sensasi sex tersendiri? Nah.. bagaimana perkembangan bau di masa depan? Kita tunggu saja.. :)

Foto : http://www.parentsbehavingbadly.com

Tuesday, July 22, 2008

The Dark Knight

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Setelah membaca sana-sini dari blog satu ke blog lain, dari resensi ini itu akhirnya gw nonton juga The Dark Knight (satu-satunya film Batman yang gak pake Batman di judulnya)

Khusus Dewasa

The Dark Knight (TDK), merupakan sebuah film yang menurut gw kategorinya noir atau dark film. Bukan sebuah film yang nampaknya diadaptasi dari komik, tapi lebih seperti adaptasi dari grafik novel. Ceritanya rumit dan penuh adegan yang gak pas buat ditonton anak-anak. Jadi.. ini bukan film buat anak-anak ya...

Seperti film sebelumnya Christopher Nolan tetap berpandangan bahwa kisah jagoan kelelawar ini lebih pas digarap dengan cerita dunia nyata dibanding super hero gaya komik. Semua adegan dan konfliknya seakan dibuat nyata. Ini pun nampak dari film Batman Begins, bagaimana kisah baju, mobil, dan batcave itu lahir. Di film ini, kemunculan para penjahat merupakan sebuah kunci dari ide cerita TDK.

Penjahat dan Pahlawan

Kenapa gw bisa bilang ini film bukan buat anak-anak? Salah satu alasannya adalah ide cerita dari film ini. Dalam film berbasis komik, penonton sudah diposisikan pada sebuah blokade, blok "penjahat" dan blok "pahlawan" (lebih enak disebut : jagoan). Sementara dalam TDK, ide cerita sepanjang film ini justru ingin menabrakkan konsep penjahat dan jagoan tadi. Penonton diajak menelusuri kasus demi kasus dengan membenturkan konsep siapa penjahat... dan siapa pahlawan. Konflik awalnya dengan mudah menggeret mafia sebagai musuh atau penjahat mutlak. Kebelakangnya, sulit buat dicerna mana konsep penjahat dan mana konsep pahlawan.

Seorang Jaksa Wilayah Harvey Dent, menjadi ikon pembolak-balikan konsep penjahat - pahlawan tadi. Lalu ada juga beberapa adegan yang sengaja ingin mengajak penonton beropini siapa itu warga dan siapa itu narapidana. Sang Batman pun terbawa dengan alur permainan konsep penjahat dan pahlawan ini. Joker dengan mudahnya menciptakan suasana bahwa hadirnya pahlawan tidak lain karena kehadiran seorang penjahat. Pertanyaannya, siapa yang mau menjadi penjahat sejati dan siapa yang mau menjadi pahlawan sejati? Batman-kah?

Siapa Penjahatnya

Di akhir film, gw teringat obrolan dengan seorang penari Bali yang tinggal di Hannover Jerman, dia menceritakan konsep leak bagi kepercayaan orang Bali. Gue rasa konsep ini sama banget dengan konsep cerita film TDK.

Joker hadir bukan sekedar sebagai penjahat, melainkan pelengkap kepahlawanan Batman. Ini bukan berarti Batman semata-mata sebagai pahlawan. Ia hanyalah manusia biasa yang mampu mengemas dirinya dengan gadget mutakhir hingga ia mampu menjadi penumpas kejahatan. Sebagai manusia, Batman pun dibenturkan dengan emosi, ambisi, dan kebingungan. Ini sangat manusiawi. Batman tidak bisa menhindari sifat-sifat tadi dengan alat-alat canggihnya.

Di dalam setiap diri manusia, pasti ada "kebaikan" dan "kejahatan". Mana yang dominan hanya itulah yang menjadikan karakter utama manusia itu. Seorang polisi bukan lah malaikat yang bisa tetap teguh berdiri di sisi kebaikan. Sementara seorang penjahat atau narapidana tidak berarti selalu berfikir untuk tetap berbuat jahat. Jika sudah demikian, siapa sebetulnya yang bisa memerangi kejahatan? dan siapa yang musti menciptakan kebaikan?

Sebuah pertanyaan yang agaknya sangat sulit jika musti dicerna oleh anak-anak. Ya.. balik lagi deh.. ini bukan film anak-anak.

Photo : YahooMovies