Friday, October 31, 2008

Mau Tahu Kapan Anda Mati? Kirim SMS ke 666

Sejak lama, gue udah dengar yang namanya REJEKI, JODOH, dan MATI itu ditangan TUHAN. Dalam agama saya ya di tangan Allah. Konteks ketiga hal ini gue rasa bisa dimaklumi mengingat ketiga topik barusan merupakan bagian dari rahasia kehidupan. Rahasia.. artinya memang cuma Tuhan lah yang tahu isi dari ketiga rahasia tadi.

Namun, seiring dengan kecanggihan teknologi (mungkin?), manusia nampaknya mulai memasuki wilayah yang sebetulnya rancu, yaitu wilayah rahasia Tuhan tadi. Manusia nampaknya makin jumawa dalam menyikapi rahasia dan konsep-konsep ketuhanan. Istilah banyak orang "playing God", yaitu bermain-main menjadi Tuhan.

Nah.. kenapa gue menulis judul barusan?

Belakangan ini gue sering banget melihat iklan jasa SMS di TV yang isinya itu sudah memasuki wilayah salah dua dari ketiga rahasia Tuhan tadi yaitu REJEKI dan JODOH. Dalam iklannya mereka berani mengklaim bahwa dalam mencari rejeki pun mereka bisa tahu bahwa pekerjaan yang dilakukan itu SALAH. Apalagi dengan dilengkapi analisa tanggal atau hari kelahiran. Misalnya anda lahir Rebo Kliwon.. jadi gak cocok kerja di air. Bagi saya ini cukup fenomenal dan sebuah terobosan besar di dunia keprofesian.

Satu lagi yaitu masalah jodoh. Mereka (si penyedia jasa SMS) berani memberikan perhitungan prosentase kecocokan anda dengan calon pasangan anda. Selanjutnya jika ternyata prosentasenya itu di bawah 50%, mereka berani bilang untuk stop dengan si calon dan mencari calon lain yang lebih cocok. Damn! Ini keren banget.. harusnya sudah masuk ke acara Discovery Channel. Ini sebuah kemajuan manusia abad ini, yaitu bisa memecahkan dua dari tiga rahasia Tuhan.

Bayangkan, dari tiga rahasia Tuhan tinggal satu lagi yang belum masuk jasa SMS yaitu menghitung hari atau tanggal kematian.

"Bingung sama tanggal kematian kamu? Jangan gelisah.. saya... KI Anom Turuhejo bisa menghitung kapan tanggal kematian kamu dari perhitungan weton. Kirim SMS Reg spasi MODAR ke 666... pasti anda mati saat menerima jawaban saya"

Lantas, bagaimana masyarakat atau pemerintah dalam menyikapi hal ini?
Jika melihat frekwensi seringnya tayangan iklan sejenis ini, tentunya pemasukan mereka tinggi sekali. Beriklan di TV itu tidak murah. Artinya, di saat kondisi negara yang tidak jelas juntrungannya ini, penjualan jasa tersebut bisa jadi laris manis. Belum lagi sikap pemerintah yang plin-plan dan gak jelas.. dan keliatannya pemerintah pun tidak peduli dengan iklan tersebut yang jelas bagi saya sangat-sangat gak pantas buat tayang di TV.

Seru sekali ya bangsa ini...


Sunday, October 26, 2008

Mari Selamatkan Moral Bangsa.. dengan UU-Pornografi?

Menjelang hari-hari menentukan bagi nasib RUU-Pornografi & Pornoaksi diputuskan, ternyata makin banyak kelompok-kelompok yang makin gencar melakukan unjuk rasa sebagai sikap dukungan atau penolakan. Dari kedua belah pihak yang sedang berseteru ini keduanya mempunyai argumen yang sama kuat demi menggolkan atau pun menggagalkan si RUU ini. Akan tetapi yang saya lihat kedua-duanya ini mempunyai kesamaan yang sangat signifikan, keduanya bertujuan tetap sama.. yaitu : Upaya menyelamatkan moral bangsa.

Bagaimana kalau keduanya itu bisa sadar bahwa dibalik segala perbedaan pendapat dan pikiran atas RUU ini, namun dasar pijakannya ternyata tetap sama, prioritas akan kepedulian moral bangsa nampaknya memang sudah semestinya diselamatkan dan harus segera diambil tindakan konkrit, bukan cuma kajian atau pun wacana. Akan tetapi pertanyaannya.. apakah usaha penyelamatan moral bangsa ini harus segera dilaksanakan dengan memprioritaskan pornografi sebagai biang atau akar kebobrokan moral bangsa ini? Saya rasa koq bukan ya?

1. Antara Etika, Moral, dan Ahlak

Karena seringnya kita mendengar ketiga kata tersebut, etika, moral, dan ahlak, sampai-sampai banyak diantara kita yang ternyata samar dalam memahami perbedaannya. Saya tidak akan membahas ketiga bahasa tersebut dalam kajian bahasa. Secara umum, etika adalah norma-norma masyarakat yang berkaitan dengan latar belakang budaya, sementara moral adalah norma-norma masyarakat pada umumnya (tidak melihat dari budaya), sementara ahlak adalah norma-norma masyarakat yang berlandaskan ajaran dan aturan agama. Ketiganya berfungsi sama yaitu mengatur norma-norma masyarakat. Mari kita ambil contoh yang sedang kita bahas saat ini, yaitu : ketelanjangan. Jika kita melihat ketelanjangan itu secara etika, ini jelas akan jadi bias saat kita menempatkan telanjang ini, di kamar mandi? anak sunat? ibu menyusui? pameran seni? fotografi? dan lain sebagainya. Etika telanjang itu harus melihat kultur budayanya. Bagi suku asmat mereka etis melakukan ketelanjangannya. Justru dengan memaksakan mereka menutupi ketelanjangannya itu sama saja dengan menindas etika budaya mereka.

Tapi, jika kita melihat ketelanjangan Suku Asmat dari sisi moral, bisa jadi mereka dianggap tidak sopan. Tapi apa berarti tidak bermoral? Jelas tidak. Mengapa? karena telanjang itu bukan masalah moral tapi masalah etika. Tapi sejak telanjang itu mulai diperjualbelikan (komoditi dagangan) sejak itu lah telanjang dianggap tidak bermoral, atau merusak moral. Saya rasa poin inilah yang ingin dicapai lewat RUU-Pornografi. Jika saja perumus RUU mampu dan bisa membedakan antara telanjang/semi telajang sebagai perilaku dan sebagai komoditi jualan, saya rasa masalahnya tidak akan serumit ini. Suku Asmat itu telanjang tapi sebagai perilaku budaya, ibu menyusui itu perilaku, hubungan sex itu perilaku, berbikini di pantai itu perilaku, topless orang asing di Bali, itupun perilaku, karena dari kesemuanya itu dilakukan bukan untuk "dagangan". Tapi ketika semua itu dilakukan untuk konteks entertainment dan jualan, maka sudah jelas ini melanggar etika pun moral.

Lalu, bagaimana dengan ahlak? Ini sudah tidak perlu dibahas dan diperdebatkan, aturan ahlak itu jelas. Selama manusia / individu tersebut menjalankan ajaran agamanya, maka dia sudah akan bisa membedakan mana telanjang yang boleh dan yang tidak. Untuk masalah ahlak ini saya rasa sudah bukan kapasitas DPR untuk mencampurinya, boleh sebagai pijakan akan tetapi musti tetap hati-hati karena ini berkaitan dengan keyakinan setiap manusia Indonesia dan itu sudah wilayah individu itu sendiri dengan khalik-nya.

2. Menyelamatkan Moral Bangsa

Misi tersebut merupakan tujuan dari RUU Pornografi ini. Diberbagai unjuk rasa yang saya lihat di TV, atau pun perdebatan dan diskusi-diskusi, mereka menyebutkan moral bangsa sebagai yang musti diselamatkan lewat RUU ini. Saya setuju, jika anggapan pornografi ini sebagai perusak bangsa.. setuju sekali, akan tetapi saya akan lebih setuju jika yang musti diselamatkan itu moral secara keseluruhan, bukan cuma kepornoan.

Jika memang kita setuju ingin menyelamatkan moral bangsa, apa iya pornografi merupakan ranking teratas dalam kebobrokan moral bangsa ini? Saya koq gak yakin ya? Kebobrokan moral bangsa ini sudah bisa kita lihat di depan mata kita, kita ambil contoh :

- Korupsi / mencuri uang negara dan rakyat (pajak)
- Kolusi
- Membohongi dan menipu masyarakat
- Pembodohan masyarakat
- Pejabat dan calon pejabat yang umbar dan ingkar janji
- Menjual belikan agama sebagai alat politik
- Pejabat, aparat, guru, ulama yang munafik
- Menelantarkan anak
- Mempekerjakan anak
- Narkoba
- Minuman keras (memabukan)
- dlsb (terlalu banyak)

Dari sekian banyak itu, kesemuanya adalah bibit dari degradasi moral bangsa Indonesia ini, termasuk pornografi dan pornoaksi tentunya. Lalu pertanyaannya.. apakah lantas cuma pornografi yang musti dibenahi berkaitan dengan moral bangsa? Apa iya jika UU Pornografi ini disahkan lantas bisa menurunkan level kebobrokan moral bangsa? Saya bisa jawab sekarang : TIDAK AKAN!

Ada anggapan bahwa semua masalah diatas itu sudah ada UU-nya dan hanya tinggal pornografi yang belum ada UU-nya. Saya sepakat akan hal itu, tapi saya pun sering dengar juga bahwa UU yang mengatur porno itu sudah ada, baik di UU penerbitan, UU penyiaran, UU Kekerasan anak dan wanita dll. Jikalau DPR menganggap kesemuanya tadi itu tidak berjalan, ya jelas aparatnya (sebagai penegak UU) yang musti lebih digiatkan bukan dengan jalan membuat UU baru. Jangan-jangan ketika UU pornografi ini masih tidak jalan karena aparatnya tetap mandul, lantas DPR membuat UU Pengawasan Jalannya UU Pornografi.

3. Mari Selamatkan Bangsa (bukan cuma moralnya)

Sedih rasanya melihat bangsa ini terus dan terus bertikai. Jika kita mau mensyukuri proses penyembuhan bangsa ini dari keterpurukan ekonomi 1998, maka kita sedang dalam tahap yang sedikit lagi akan sembuh. Namun nampaknya tahap atau fase ini disikapi dengan sinis oleh beberapa pihak. Perseteruan dan beda pendapat dijadikan mortir, masyarakat sengaja dibuat berseteru. Ini sangat melelahkan dan sangat menguras energi.

Bangsa ini makin terlihat bobrok moralnya saat berbicara moral. Ingin menegakkan moral tapi dengan cara-cara yang tak bermoral. Kata dan makna moral cuma dijadikan jargon saja. Sementara itu pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) cuma dijadikan cemooh dan di cap sebagai materi cuci otak Orde Baru. Sementara itu juga, pembangunan dan peningkatan pendidikan masih merayap menuju perbaikan. Bukan kah lebih baik jika DPR memperjuangkan sektor pendidikan? Baik itu pendidikan formal dan pendidikan agama? Bukan kah akan lebih baik jika pemerintah membuat Komisi Pengawas Moral Pejabat / Aparat? Tahun depan kita akan pemilu, tak lama lagi bangsa ini akan terpana lagi menyaksikan tontonan janji-janji capres dan caleg. Janji-janji indah dan menawan.. manis dan romantis.. Seakan-akan di nina-bobo-kan untuk tetap tidur saja. Bukankah moral-moral busuk ini yang mustinya diberantas demi menyelamatkan moral bangsa? Atau semua moral-moral busuk tadi berawal dari pornografi? Makanya UU Pornografi-lah yang musti lekas disahkan?

Mari kita selamatkan moral bangsa dari cara-cara tidak bermoral..

(Gambar : dari postingan gw yang dulu..)

Tuesday, September 9, 2008

Pernah tahu siapa orang dibalik suara khas trailler film?

Setelah sekian lama, akhirnya gua tahu siapa orang dibalik suara-suara khas trailler film.
Sayangnya dia baru saja wafat.. Ini merupakan respect gw terhadap dia.. SALUT Mr.Don!

Thanks Ipang!

Monday, September 1, 2008

Discovery Channel: I Love the World

Saya selalu suka melihat promo yang satu ini.. ternyata ada di YouTube



"I Love The World"

Full Credits

Client: Discovery Channel
Agency: 72andSunny
Creative Director: Glenn Cole
CD/Designer: Bryan Rowles
CD/Copywriter: Jason Norcross
Agency Executive Producer: Sam Baerwald
Agency Producer: Angelo Ferrugia
Production Company: Outsider
Director: James Rouse
Director of Photography: Max Goldman
Producer: Jeremy Barrett
Editorial Company: Mad River Post
Editor: Lucas Eskin
Producer (Editorial): Ann Kirk
VFX: Method
VFX/Online Artist: Alex Kolansinski
VFX Producer: Helena Lee
Music: Beacon Street Studios
Composer: Brian Chapman
Producer (Music): Adrea Lavezzoli
Sound Design: Lime Studios
Mixer: Loren Silber
Telecine: Company 3
Colorist: Stefan Sonnenfeld

Thanks Bang Poltak

Thursday, July 31, 2008

Kisah Kenangan Bau (Bau dan Memori Manusia)

Pernahkah dibayangkan jika kita nonton berita tentang ditemukan mayat akan tetapi disertai bau? Lalu saat melihat berita lain di TV tentang kecelakaan motor kita bisa menghirup bau bensin bercampur bau darah? Apa yang kita rasakan saat itu? Bagaimana peranan bau terhadap sensasi otak kita?

1. Hidung: Panca Indera Yang Terlupakan

Hidung adalah salah satu panca indera kita yang terlupakan dalam konteks perkembangan teknologinya. Sejak teknologi berkembang, manusia selalu mencoba menemukan alat-alat yang mampu menopang kekurangan kemampuan (keterbatasan) dari organ asli manusia. Kita semua tahu bahwa MATA dan TELINGA merupakan pance indera yang paling maju hubungannya dengan perkembangan teknologi. Kemampuan Mata sebagai indera "rupa" (visual) sudah dikenal lewat teknologi sejak lama. Apalagi sejak John Logie Baird menemukan televisi.

Sementara jauh sebelum teknologi visual, maka teknologi audio (rungu) lebih dulu ditemukan teknologinya oleh Alexander Graham Bell. Sejak itu, perkembagan kedua indera ini makin maju pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang kemudian dikenal dengan teknologi audio-visual (AV) atau rupa-rungu.

Begitupun halnya dengan indera kulit (censoring) sebagai perasa suhu (temperature). Nah.. lantas bagaimana dengan indera penciuman? Hidung, merupakan indera penciuman yang hingga kini teknologi masih sulit untuk dikembangannya.

2. Bau Primer dan Bau Sekunder

Sekedar bergumam, gue ceritanya punya konsep yang sok-sok-an menghayal bebas dan liar seperti di film Star Trek. Yaitu tentang konsep bau dan hubungannya dengan teknologi.

Gue berfikir bau itu seperti warna, yakni mempunyai bau primer, bau sekunder, dan bau tersier. Konsep ini mirip dengan konsep warna primer, sekunder, dan tersier. Perpaduan bau-bau primer tadi akan menghasilkan bau sekunder dan seterusnya.

Ide ini gue lihat saat peracik parfum oplosan dengan mudah mencampur variasi-variasi bau untuk menemukan bau parfum merek tertentu. Secara prinsip gue rasa ini sama halnya dengan bau pada makanan (aroma), bau pada benda (odor), bau suasana (scent), atau pewangi tadi (fragrance).

Jadi misalnya (contoh) bahwa bau primer itu adalah BAU A, BAU B, dan BAU C. Lalu bau sekunder adalah BAU AaB, BAU CaB, BAU BbAC dan seterusnya.

Nah misalnya untuk bau durian, adalah perpaduan : 0,5 BAU C + 2,7 BAU BbAC + 7,3 BAU AaB = Bau Duren (harusnya ada kode tertentu untuk bau durian ini)

Kode dalam bau, yang gue bayangin ya sama dengan kode warna. Kode warna CMYK atau RGB atau HEXACOLOR dan seterusnya. Dengan konsep ini maka apapun bau bisa di-breakdown kode dasarnya dan bisa dibuat tiruannya.

3. Hubungan Bau dan Kenangan

Sadar tidak sadar bau sudah mempunyai peran besar dalam proses kenangan kita dan persepsi otak kita. Seberapa sering kita bisa menikmati sebuah film atau foto akan sebuah kejadian, lokasi dan tempat namun hal tersebut masih terasa kurang gairahnya karena kita kehilangan aroma dari suasana tersebut.

Contoh lain, saat kita masih kuliah atau dalam masa tertentu kita menggunakan parfum bermerek anu, nah setelah sekian lama dan kita mencium bau parfum anu tersebut kita bisa merasakan suasana dan kenangan pada masa-masa itu.

Yang paling terasa lagi adalah saat bau berkaitan dengan kejadian yang tidak nyaman. Contohnya saat kita mencium bau sedap malam plus melati. Rasanya memori kita langsung tertuju pada suasana pemakaman. Lalu bau kemenyan yang mengingatkan kita pada suasana di Bali. Nah.. gue pernah bongkar-bongkar gudang di mana gua menemukan kotak penyimpanan barang-barang rongsokan zaman gue masih SMP. Gue menemukan botol minyak wangi Garuda Airlines buatan Gondo Wangi Sariaji. Saat gw mencium ujung botol tersebut, seketika itu juga gue seperti sedang travelling back in time ke masa SMP. Cobain deh...

4. Masa Depan Bau

Lalu bagaimana bau dapat merubah kehidupan masa depan manusia? Jelas punya peranan yang sangat besar. Tentu penemuan alat perekam dan penyaji bau sangat dibutuhkan manusia di masa depan.

Bagaimana kita bisa tahu jika 20 tahun mendatang bunga melati akan musnah dari bumi dan anak cucu kita hanya tahu kisah melati tanpa tahu baunya seperti apa. Lalu bagaimana anak cucu kita bisa mencium bau rempah-rempah khas Indonesia, seperti jahe, kunyit dan seterusnya.

Konon manusia pernah ke bulan, tapi apakah mereka tahu bau hawa di bulan seperti apa? Padahal dengan bau, kita bisa menganalisa jenis bahan kimiawi yang terkandung dari bau tersebut.

Sebaliknya, di masa depan bukan tidak mungkin kita menonton film plus dengan bau artificial-nya. Jadi saat kita menonton film adegan di tepi pantai, penonton bisa mencium bau lautnya. Lalu saat kita menonton film horror, tentu akan makin merinding karena penonton bisa langsung mencium bau darah, bau bangkai, atau bau obat-obatan di rumah sakit.

Sebagai tambahan, pernahkan kita tahu bahwa seorang bayi bisa lekat dengan ibunya karena bau badan si ibu yang sudah lekat dikenali si bayi? Pernahkah kita dengar bahwa bau badan pria dan wanita punya sensasi sex tersendiri? Nah.. bagaimana perkembangan bau di masa depan? Kita tunggu saja.. :)

Foto : http://www.parentsbehavingbadly.com

Tuesday, July 22, 2008

The Dark Knight

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Setelah membaca sana-sini dari blog satu ke blog lain, dari resensi ini itu akhirnya gw nonton juga The Dark Knight (satu-satunya film Batman yang gak pake Batman di judulnya)

Khusus Dewasa

The Dark Knight (TDK), merupakan sebuah film yang menurut gw kategorinya noir atau dark film. Bukan sebuah film yang nampaknya diadaptasi dari komik, tapi lebih seperti adaptasi dari grafik novel. Ceritanya rumit dan penuh adegan yang gak pas buat ditonton anak-anak. Jadi.. ini bukan film buat anak-anak ya...

Seperti film sebelumnya Christopher Nolan tetap berpandangan bahwa kisah jagoan kelelawar ini lebih pas digarap dengan cerita dunia nyata dibanding super hero gaya komik. Semua adegan dan konfliknya seakan dibuat nyata. Ini pun nampak dari film Batman Begins, bagaimana kisah baju, mobil, dan batcave itu lahir. Di film ini, kemunculan para penjahat merupakan sebuah kunci dari ide cerita TDK.

Penjahat dan Pahlawan

Kenapa gw bisa bilang ini film bukan buat anak-anak? Salah satu alasannya adalah ide cerita dari film ini. Dalam film berbasis komik, penonton sudah diposisikan pada sebuah blokade, blok "penjahat" dan blok "pahlawan" (lebih enak disebut : jagoan). Sementara dalam TDK, ide cerita sepanjang film ini justru ingin menabrakkan konsep penjahat dan jagoan tadi. Penonton diajak menelusuri kasus demi kasus dengan membenturkan konsep siapa penjahat... dan siapa pahlawan. Konflik awalnya dengan mudah menggeret mafia sebagai musuh atau penjahat mutlak. Kebelakangnya, sulit buat dicerna mana konsep penjahat dan mana konsep pahlawan.

Seorang Jaksa Wilayah Harvey Dent, menjadi ikon pembolak-balikan konsep penjahat - pahlawan tadi. Lalu ada juga beberapa adegan yang sengaja ingin mengajak penonton beropini siapa itu warga dan siapa itu narapidana. Sang Batman pun terbawa dengan alur permainan konsep penjahat dan pahlawan ini. Joker dengan mudahnya menciptakan suasana bahwa hadirnya pahlawan tidak lain karena kehadiran seorang penjahat. Pertanyaannya, siapa yang mau menjadi penjahat sejati dan siapa yang mau menjadi pahlawan sejati? Batman-kah?

Siapa Penjahatnya

Di akhir film, gw teringat obrolan dengan seorang penari Bali yang tinggal di Hannover Jerman, dia menceritakan konsep leak bagi kepercayaan orang Bali. Gue rasa konsep ini sama banget dengan konsep cerita film TDK.

Joker hadir bukan sekedar sebagai penjahat, melainkan pelengkap kepahlawanan Batman. Ini bukan berarti Batman semata-mata sebagai pahlawan. Ia hanyalah manusia biasa yang mampu mengemas dirinya dengan gadget mutakhir hingga ia mampu menjadi penumpas kejahatan. Sebagai manusia, Batman pun dibenturkan dengan emosi, ambisi, dan kebingungan. Ini sangat manusiawi. Batman tidak bisa menhindari sifat-sifat tadi dengan alat-alat canggihnya.

Di dalam setiap diri manusia, pasti ada "kebaikan" dan "kejahatan". Mana yang dominan hanya itulah yang menjadikan karakter utama manusia itu. Seorang polisi bukan lah malaikat yang bisa tetap teguh berdiri di sisi kebaikan. Sementara seorang penjahat atau narapidana tidak berarti selalu berfikir untuk tetap berbuat jahat. Jika sudah demikian, siapa sebetulnya yang bisa memerangi kejahatan? dan siapa yang musti menciptakan kebaikan?

Sebuah pertanyaan yang agaknya sangat sulit jika musti dicerna oleh anak-anak. Ya.. balik lagi deh.. ini bukan film anak-anak.

Photo : YahooMovies

Tuesday, June 3, 2008

Menjual Mimpi di Negeri Omong Kosong

Hidup Layak dan Normal

Sejak sering di rumah (kost), saya jadi sering menonton TV. Dari pagi hingga malam dan pagi lagi. Dari channel luar negeri, lokal, dan berbayar. Dari milis satu ke milis lain, dari kompas.com hingga detik.com. Semua bercerita tentang sebuah negeri yang sama bernama Indonesia. Sebuah negeri yang "katanya" sejahtera, merdeka, dan kaya-raya. Tapi penuh dengan derita, sengsara, nestapa, hingga pertikaian yang menyeramkan.

Setiap hari (setiap hari!) di hampir semua pemberitaan isinya cuma kekerasaan, pembantaian, kerusuhan, dan segala macam krisis yang siap menerkam kita semua di mana saja bahkan saat kita sedang tidur. Media pemberitaan berlomba-lomba menyapaikan berita yang paling menyeramkan pembaca atau pemirsanya. Makin tragis.. makin merasa laku dan rating tinggi. Makin berdarah-darah, makin punya tempat di hati pemirsanya.

Bagaimana dengan pemerintah dalam mengendalikan ini? Rasanya tidak mampu. Pemerintah masih asik berhitung dan berhitung akan dompetnya, pendapatan pajaknya, tagihan hutangnya, dan menerka-nerka siapa saja pejabatnya yang melarikan uangnya. Sementara itu makin masyarakat terus bertikai, masyarakat menengah ke bawah. Masyarakat atas.. tetap menjalankan hidup dengan normal-normal saja, belanja, beli bensin, shopping, jalan-jalan keluar negeri dst.

Rasanya wajar jika masyarakat level atas itu hidup dengan normal mengingat pendapatan yang mereka punya itu jauh dari kebutuhan kesehariannya. Namun menjadi tidak wajar jika kondisi tersebut menjadi keseharian para wakil-wakil rakyat. Ironis jika sebagai wakil rakyat tidak menunjukkan sikap prihatin dari kehidupan yang prihatin ini.

Menjual Harapan, Mimpi, dan Drama

Mayoritas masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan ini ternyata menjadi inspirasi bagi beberapa pihak untuk meraup keuntungan. Secara konsep marketing sikap ini adalah sikap jeli melihat peluang pasar, ya.. pasar yang sedang menderita dan siap mati lemas. Tapi, bisnis tidak memandang itu rupanya. Setiap hari kita sering sekali melihat IKLAN SMS untuk REG < spasi > dan seterusnya dari mulai sms kencan, sms cinta, sms perbaiki nasib, sms membaca tanggal lahir dst dst.

Dalam kasus ini, kita bisa melihat ada dua hal penting yang krusial, yaitu masalah ekonomi dan pendidikan. Agak sulit untuk bisa diterima dengan akal sehat jika perbaikan nasib kita itu bisa berubah hanya lewat SMS. Tapi ini menjelaskan bagaimana bangsa kita itu memang rendah tingkat pendidikannya. Hidup sulit dan mencekik ternyata menjadi mimpi buruk semua orang, dengan berharap mukjizat ya mereka iseng-iseng kirim SMS perbaikan nasib tersebut. Sayangnya mereka lupa kalau pulsa mereka itu dibeli dengan uangnya yang pas-pas-an.

Selain SMS, ada pula program TV yang jelas-jelas menjual mimpi. Mimpi menjadi artis, mimpi menjadi orang terkenal, menjadi anak teridola, anak terpandai berdakwah, dan seterusnya. Mereka tidak sadar kalau mereka-mereka itu hanya dijadikan OBYEK para station untuk meraup uang sposor dan komisi SMS. Fenomena menggunakan orang biasa sebagai talent di TV jelas mengurangi budget produksi. Jika dulu musti memakai talent fee, sekarang malah talent bonus jadi menggunakan talent-nya gratis tapi malah dapat uang.

TV cukup membuat program yang menyentuh, yup! menyentuh ibu-ibu rumah tangga dan pembantu.. karena mereka adalah pemirsa mayoritas secara jumlah penonton dan jumlah jam nonton yang dihabiskan. Dengan musik mendayu-dayu, dengan menampilkan adegan-adegan haru, dengan memunculkan anak atau orang tua yang miris, menampilkan orang cacat dst. Hanya demi jualan.. jualan TV terhadap sponsor.

Belum lagi sinetron, sudah banyak yang mengulas masalah ini tapi apa daya.. market demand lebih menjadi kendali bagi TV station untuk menjaga keberadaan sinetron di channel mereka. Kehidupan sinetron hanya kehidupan MIMPI, kehidupan andai-andai, dengan kata lain kehidupan DRAMA. Setiap kali kita menyaksikan sinetron, semua menampilkan sebuah konflik yang overated, berlebihan, dan terlalu dibesar-besarkan. Bagaimana seorang anak harus menghardik ibunya, bagaimana ayah membanting dan menampar anaknya, bagaimana kakak menyiksa adiknya, dst. Yang semua itu sudah menjadi rumus rating. Coba saja ajukan cerita sinetron yang baik-baik dan normatif.

Masyarakat kita sudah menjadi masyarakat drama, masyarakat yang kesehariannya sudah akrab dengan dunia drama di televisi. Kamera TV belakangan sudah akrab dengan keseharian masyarakat. Mereka sudah tidak lagi (berlebihan) jika di shoot oleh kamera, bahkan mereka sudah terbiasa untuk pura-pura acting! Ya.. ini lah drama!. Masyarakat nampaknya mulai menikmati bagaimana rasanya exist dan menjadi perhatian banyak orang. Selain meningkatkan adrenalin juga melatih rasa percaya diri mereka, sayangnya ini bukan menjurus ke hal produktif tapi malah kontra-produktif.

Di beberapa tayangan berita, kita sering melihat bagaimana masyarakat jika tahu sedang di shoot kamera maka mereka akan bertindak over-acting. Polisi saat menangkap sang tersangka pun terlihat jadi lebih gagah. Masyarakat saat membakar sebuah mesjid achmadiyah terlihat nampak lebih heroik. Bagaimana saat maling ditangkap semua orang di dalam kamera ingin terlihat pemberani. Celakanya, ini pun terjadi di para pejabat, ketika tahu media meliput kalau bisa mereka jualan pesona di sana.

Menuai Kebodohan dan Kemiskinan

Kita semua hidup di dalam keprihatinan, hidup krisis, dan keterbatasan. Ini punya dampak besar di kemudian hari. Kondisi yang ringkih ini nampaknya tidak terperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah sedang asik dan sibuk mempersiapkan cara-cara, strategi, dan trik-trik untuk menghadapi PEMILU 2009. Bagaimana cara memperdaya masyarakat dengan janji-janji dan gombal-gombal mautnya. Masyarakat miskin merupakan masyarakat yang mudah untuk di stir. Saat dia benci tinggal kasih duit mereka akan cinta. Ironis.. sikap seperti demikian seharusnya dihapuskan, kenyataanya malah hidup subur di negeri ini. Masyarakat nampaknya sedang dipupuk agar tetap menjadi bodoh dan tidak kritis, sementara mahasiswa justru digosok agar nampak kritis tapi diarahkan kepada cara-cara yang vandal dan destruktif. Cara ini cukup efisien untuk membelah kekuatan antara mahasiswa dengan masyarakat. Sementara masyarakat tetap hidup normal dalam kebodohannya. Bodoh merupakan kata yang kasar. Bodoh di sini merupakan sebuah kondisi terkurung dari pendidikan dan pembelajaran. Makanya di lagu "Hymne Wajib Belajar" terdapat kalimat : "berantas kebodohan, perangi kemiskinan.." Tapi itu cuma lagu jaman Soeharto. Sayang sekali tidak dilanjutkan..

Sebagai penutup, sudah saat nya kita bisa saling mengingatkan kepada orang-orang terdekat kita untuk tetap membuka pikiran lebih jernih. Bangsa ini sedang sakit tapi tidak mau nampak sakit. Tetap nekad pake jas plus dasi padahal muka dan bibirnya jelas nampak pucat, rambut rontok dan batuk-batuk. Pemerintah negara ini ingin tampil gagah di atas kaki yang lumpuh. Singkat kata, pemerintah nampaknya lebih nyaman menjaga penampilan dibanding memperbaiki penyakit dalam. Ayo! jangan mau dibuai dengan mimpi dan janji-janji gombal..!

Wednesday, May 28, 2008

August Rush (2007 - DVD)

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Film dengan cerita musik memang sudah sering kita lihat. Musik sebagai dasar cerita, musik sebagai inspirasi cerita, musik sebagai konflik dan seterusnya. Di Indonesia pun ada beberapa film layar lebar yang mencoba mengambil musik sebagai ide ceritanya. Gue yakin pasti ide ini selalu dipandangan sebelah mata antara bisa jadi keren banget atau basi banget.

Belakangan gue gak sengaja menonton beberapa film yang berkaitan dengan musik, tapi gue gak bisa bilang ini film musikal. Pertama gw nonton film lama yang gak sengaja gw beli DVD-nya berjudul The Legend Of 1900" lalu gue nonton film August Rush. Dari kedua film tersebut, gue melihat bagaimana sebuah film mencoba menceritakan sebuah kisah humanis dengan konsep musik. Cinta merupakan sebuah nilai humanis yang universal dan unik. Ketika penggambarannya dituturkan lewat musik, tentu akan menjadikan emosi penonton larut dan hanyut dengan mudahnya.

August Rush menceritakan bagaimana cinta bisa hidup dan tumbuh lewat musik. Musik selalu menjadi paradigma. Konflik yang tidak terlalu rumit, alur yang sudah bisa ditebak, bukan itu goalnya. Tapi film ini hanya mencoba mengajak kita untuk bisa mendengarkan kisah romantis lewat alunan lagu.

Sementara The Legend Of 1900, merupakan sebuah film yang menurut gua dahsyat sekali ide ceritanya. Bagaimana sebuah musik mampu menjadikan jatidiri seseorang sejak kecil hingga dewasa. Bagaimana pula musik bisa menjadi bagian dari nafas dan darahnya. Lebih uniknya lagi.. cerita film ini lebih seperti sebuah legenda.

August Rush nampaknya tidak berupaya menjadikan film ini sebagai sebuah film yang penuh dengan kritik, analisa, komentar festival dll. Ini hanya film keluarga yang pas ditonton saat minggu siang.

Sementara The Legend Of 1900, merupakan film yang punya bobot untuk membuat kening penontonnya mengerenyit. Kedua film ini tidak bisa dibanding-bandingkan. August Rush merupakan bukti bagaimana Hollywood mengemas sebuah film tentang musik dengan ringan dan pola "jualan". Ini tidak terjadi di film 1900, secara sutradaranya pun Giuseppe Tornatore yang terkenal lewat film Cinema Paradiso.

Sekedar menambahkan, nikmati film August Rush.. lalu lanjutkan dengan The Legend Of 1900, jika ada kesempatan dan keberuntungan.. carilah film Dancer In The Dark, debut film Bjork yang buat gue merupakan sebuah film musik yang sangat sangat menyentuh dan noir.

Semoga dengan banyaknya film-film jenis ini, di Indonesia akan bermunculan film-film bertema musik yang lebih berbobot.

Monday, April 28, 2008

Email YAHOO pertama-ku : Unexpected Diary

Welcome to Yahoo! Mail

Your email address, motulz@yahoo.com, is now active and you can send and receive messages immediately!

Date: Sun, 10 May 1998 21:54:36 -0700 (PDT)
From:Send an Instant Message "Yahoo!" <mailbot@yahoo.com>
Subject: Welcome to Yahoo! Mail
To:motulz@yahoo.com

Gini nih.. kalo gak bisa tidur.. mulai suka cari kerjaan yang ngga-ngga.. Iseng bebersih mailbox YAHOO.. trus penasaran mo liat-liat email jaman dulu pertama bikin email di Yahoo.. hehehe.. lucu juga :D

Trus.. gw nemu beberapa email dari teman-temanku yang udah meninggal, lalu masa-masa ngeceng!! whuauhuahuhauahua... Trus masa-masa cari kerja.. masa-masa ngajak temen ke Jakarta.. nanya-nanya tentang kehidupan di Jakarta.. sampai email nyomblaingin temen gw yang sekarang mereka hidup bahagia dengan dua anaknya.

Wow!! Ini seperti unexpected diary... seru, lucu, menarik, dan juga sedih baca-bacanya :D

SO..tertarik buat buka-buka masa lalu kalian lewat mailbox??? hehehehe... share dong!!

-----

We'll keep you updated with all the newest features on Yahoo! Mail. Let us know if you have any questions or comments!

All the best,
The Yahoo! Mail Team.

P.S. If you're looking for help, click on our Help Desk


Tuesday, April 8, 2008

Indonesia Idle

Setelah membaca status teman saya (Intan), rasanya judul ini merupakan sebuah tagline yang menyindir sebuah kondisi bangsa kita saat ini.

1. Hidup Miskin di Negara Kaya

Sejak kita sekolah dasar kita tahu bahwa negara kita adalah negara yang kaya. Kaya akan luas wilayahnya, kaya akan sumber daya alamnya, perkebunan, tanah, laut, budaya, dan manusianya. Entah ini disadari atau tidak kenyataannya negara ini punya potensi kekayaan yang sangat bernilai.

Saya pernah mencoba membayangkan salah satu kekayaan negara ini yaitu saat teman saya (Hilman) bekerja di Freeport. Sebuah perusahaan tambang tembaga yang bisa kaya raya hanya karena menambang tembaga di Papua. Di Papua sana, ladang tembaga dan emas itu bukan digali di bawah tanah karena emas dan tembaga itu menyembul ke permukaan tanah berbentuk gunung! Gunung ini lah yang dikerok oleh penambang bertahun-tahun hingga akhirnya menjadi danau.

Contoh lain, saat saya ke Kalimantan. Saya melihat banyak sekali semak belukar kering itu terbakar. Ketika saya tanya ke supir yang orang sana, ia menceritakan bahwa di sini adalah ladang batu bara. Sama seperti kisah di Papua, bahwa batu bara di sana itu sudah menyembul ke permukaan tanah, karena terik matahari makanya suka terbakar.

Lain, tembaga, lain emas, lain batubara, minyak bumi, gas dan lain-lain merupakan sebuah berkah yang bernilai tinggi. Ini baru yang kita tahu saja, padahal di luar yang kita ketahui tentu masih banyak sekali pertambangan kekayaan SDA di tanah negara ini.

Akan tetapi, dalam kekayaan ini mengapa masih banyak masyarakat Indonesia harus mengantri untuk membeli minyak tanah? Sekolah masih mahal dan gedungnya ambruk.. kesehatan masih merupakan fasilitas ekslusif, makan, sandang, papan.. masih merupakan sebuah wacana sana-sini. Apa yang salah?

2. Ekonomi Makro = Ekonomi Kontra Rakyat

Sekian tahun kita merderka bangsa ini mengalami perjalanan pembangunan sekian lama. Saat ini kita memasuki masa-masa pembaharuan dan penuh harapan. Namun kondisi ini nampaknya tidak seimbang dengan kondisi masyarakat itu sendiri secara umum. Ada banyak sekali masyarakat yang masih berpendidikan di bawah rata-rata, masih buta pengentahuan dan logika, masih mudah mencerna semua berita apa adanya. Opini publik masih sangat mudah digiring ke sana-sini.

Perekonomian bangsa ini tercatat membaik secara makro, kenyataan di lapangan masyarakat kita masih susah mendapatkan makanan. Ini merupakan dilema. Indonesia merupakan negara fiskal, yaitu negara yang bergantung dari pemasukan finansial dan bisnis non riil. Ciri sebuah negara kapitalis yaitu bergantung kepada bisnis perbankan dibandingkan bisnis riil-nya. Bisnis yang mengambil keuntungan dari fiskal, finansial, saham, obligasi, valuta asing, dan sejenisnya. Ciri perekonomian ini memang tidak menyerap tenaga kerja yang banyak. Tidak heran jika akhirnya ada banyak sekali perusahaan yang merestrukturisasi pegawainya, dengan alasan efisiensi.

Pemerintah saat ini sedang mengejar "prestasi" perbaikan ekonomi makro. Sebuah parameter yang bisa dicapai dengan menstabilkan ekonomi secara makro. Tidak heran jika akhirnya pemerintah harus bermain dengan bunga bank, mencabut subsidi BBM, peningkatan index saham, stabiltas rupiah dan dollar, bahkan sampai "menjual" asset negara. Dengan cara-cara ini maka "catatan" perekonomian bangsa ini terlihat membaik. Sebaliknya kenyataan di masyarakat tidak demikian. Kenaikan BBM berdampak ke banyak aspek. Begitu pun daya beli masyarakat yang makin lemah.

3. Menjual Mimpi Lewat Media

Kondisi perekonomian masyarakat yang lemah ini sudah merebak ke berbagai pelosok negeri ini. Daya beli menurun, keuangan yang tipis, sulitnya lapangan pekerjaan, dan sikap pemerintah yang tidak peduli membuat masyarakat hidup bagaikan zombie. Bergerak ke sana ke sini tanpa tahu apa tujuannya dan tak mampu lagi berfikir.

Yang menyedihkan, kondisi ini malah dimanfaatkan oleh banyak media televisi sebagai sebuah TONTONAN. Sudah lama kita menyaksikan tayangan yang menjual mimpi. Bukannya memberikan solusi yang cerdas dan pasti malah memberikan sebuah harapan-harapn palsu yang hanya indah saat muncul di layar TV, padahal dibalik itu semua adalah sebuah bencana yang tertunda.

Reality Show, acara cari bintang lewat audisi, voting bintang lewat SMS, SMS Reg Spasi bla ..bla..bla.. Ramalan yang menjanjikan perbaikan hidup, dan masih banyak lagi. Ini semua merupakan sebuah produk jualan mimpi, tidak realistis. Tersentak saat membaca berita di Kompas bahwa ada banyak finalis calon bintang yang akhirnya strees, terlilit hutang, sakit jiwa, hingga meninggal. Siapa yang musti bertanggung jawab? Yang memprihatinkan lagi, saat ini jualan mimpi sudah merebak ke anak-anak. Bagaimana nasib anak-anak saat ini dijadikan "jualan" oleh orang tuanya. Dijanjikan akan menjadi terkenal dan digandrungi banyak orang. Inikah yang menjadi impian anak-anak saat ini? atau impian orang tuanya? Pernahkan terfikir oleh kita bahwa kelak ketika anak-anak ini selesai ikut acara demikian akan bisa menjaga stabilitas mentalnya saat bertemu dengan teman-teman sebayanya? Lantas.. coba buktikan bahwa dari sekian banyak peserta "jual mimpi" ini yang berhasil survive?

Mana KPI? mana kepedulian pemerintah?

4. Politik = Media Kekuasaan

Saya masih gak habis pikir melihat sikap pemerintah yang setengah-setengah. Saya gak yakin kalau pemerintah tidak punya staf ahli. Staf ahli, dari namanya saja sudah jelas bahwa mereka direkrut sebagai seseorang  yang memberikan nasihat, pandangan, analisa, dan solusi yang pas buat keputusan dan kebijakannya.

Masyarakat sebagai manusia tentu punya daya nalar selain daya pandang. Setiap hari kita melihat kondisi buruknya bangsa ini di depan mata kita. Kita melihat jalan rusak, sekolah ambruk, bayi gizi buruk, antrian BBM, dst. Masa iya para pejabat kita tidak lihat? Beneran tidak lihat? atau tidak mau lihat? Lantas, kalau kita sebagai masyarakat sudah bisa melihat lantas kita menggunakan nalar, masa iya setingkat staf ahli dan menteri tidak punya nalar? Rasanya gak mungkin.

Namun, ternyata begitu lah adanya. Seorang yang diharapkan punya kemampuan melihat kondisi masyarakat, mampu menganalisa, mampu mencari solusi, dan mampu mengambil tindakan, ternyata cuma isapan jempol belaka. Mereka tidak mampu melakukan itu semua. Siapa yang salah? Apakah salah masyarakat kita yang bodoh tadi karena memilih mereka sebagai wakil rakyat? Saya punya pandangan lain atas hal ini

Pemerintah saat ini selalu menjual nama demokrasi dan pemungutan suara. Sayangnya  kita lupa bahwa mayoritas masyarakat Indonesia itu masih belum bisa dikategorikan pandai dan sadar dengan apa yang dia pilih. Baginya mereka pilihan hayalah cuma penjoblosan. Tak perlu tahu apa itu konsep, apa itu pandangan, dan visi dari calon yang dipilihnya. Yang akhirnya suara mereka ini merupakan suara BONUS bagi calon yang menang.

Contohnya, bayangkan kita menjadi RW di sebuah kampung. 70% warga kampung kita adalah warga berpendidikan SD, 20% gak sekolah, 10% lulusan universitas. Dalam mengambil keputusan bersama warga kampung kita melakukan pemungutan suara. Apa yang akan terjadi? Suara siapa yang akan menjadi mayoritas? Apakah  ini kondisi masyarakat bodoh yang memang sengaja dibuat oleh pemerintah?

5. Konspirasi Praktik

Kondisi negara kita yang nampaknya membaik dan maju ini ternyata hanyalah ilusi belaka. Bangsa ini sedang jalan di tempat (idle), seperti bergeser sebetulnya tidak bergerak sama sekali. Untuk sebagian orang mungkin iya, sementara untuk sebagian pejabat mereka jalan cepat.. tapi untuk kebanyakan (mayoritas) masyarakat ternayat hanya diam saja.

Kondisi ini bukan sebuah kebetulan, melainkan sebuah hasil kerja. Hasil kerja para pejabat negeri ini. Mereka melakukan pemikiran untuk melakukan ini, direncanakan, dipoles dengan jargon-jargon indah, lantas diaplikasikan ke masyarakat. Ketika masyarakat menjerit mereka ya diam saja. Ini merupakan praktik politik yang berjalan dengan mulus. Bukan cuma konspirasi teori melainkan sudah konspirasi praktik. Bagaimana kekuasaan itu bisa dibeli dengan uang. Ini bukan rahasia lagi. Silakan bagi yang punya uang banyak daftar sebagai anggota parpol, silakan tabung uang lagi untuk bisa masuk calon legislatif, silakan menabung uang lagi untuk bisa mencalonkan menjadi menteri. Semua ini bisa dijalani dengan tenang dan normal-normal saja. Sebuah kerjasama yang utuh dari level rendah hingga level paling tinggi sekalipun. Saat mereka menjabat kelak, apa iya mereka akan peduli dengan kepentingan rakyat? Silakan dijawab sendiri..

Bagaimana andil kita?

Monday, March 31, 2008

Jalan Tengah antara Roy Suryo - Blogger - Hacker - Selebriti

1. Roy Suryo - Dorce

Pagi ini saya menonton Dorce Show. Awalnya sih bintang tamunya itu Ferdi Nuril yang memerankan Fachri di film "Ayat-Ayat Cinta" ternyata berikutnya bintang tamunya adalah ROY SURYO. Awalnya saya gak faham mengapa dia hadir untuk tema ini. Ternyata topiknya bergeser menjadi foto dan video porno.

Saat itu saya akhirnya mengerti, bahwa kehadiran RS di acara ini membuktikan bahwa wawasan masyarakat Indonesia secara mayoritas tentang dunia maya memang masih jauh sekali. Bahkan para selebriti bintang tamunya pun nampak masih tidak ada gambaran ttg dunia maya. Mungkin masih sebatas cek email saja.

Bunda Dorce masih percaya bahwa Mas Roy ini adalah penyelamat para selebritis yg terkena gambar2 atau video porno. Begitu pun selebriti yg hadir, bahwa selama masih ada Mas Roy, artinya bangsa Indonesia tidak perlu khawatir kalau ada fitnah foto / video porno. Yang seru lagi, penonton yang hadir (dominan ibu-ibu) pun berharap supaya Mas Roy tetap giat membantu mengungkapkan masalah foto / video porno itu.

2. Roy Suryo - Selebriti

Dalam acara itu, Roy menjelaskan bahwa dia tidak pernah memajukan dirinya utk mengungkap masalah2 foto / video porno. Yang biasanya minta ke dia itu adalah teman2 wartawa dan kepolisian. Saat itu baru dia mencari fakta2 foto / video tersebut. Begitu pun saat dengan selebriti, selebriti itu tidak pernah menghubungi Roy langsung. Selebriti hanya minta pendapat ke wartawan trus wartawan  yang menghubungi RS. Begitu pun kalau video / foto para pejabat, yang minta itu kepolisian.

Di sini Roy bilang bahwa dalam pengungkapannya itu dia pun cuma memamparkan fakta-fakta aja, jadi kalau benar rekayasa atau tidak dia akan ungkapkan sebenarnya. Malah menurutnya atas pengungkapan fakta-fakta tersebut, banyak pihak yang tidak suka dengannya.

Ketidak fahaman para selebriti ini akan dunia maya bisa dimaklumi. Kita hanya berfikir bahwa selebriti kita itu sudah melek teknologi, ternyata tidak dan ini fakta dan ini musti dimaklumi. Kehadiran Roy Suryo dimata selebriti sangat menjadi angin segar dari kebutaan teknologi itu. Apalagi Roy Suryo dekat denganw wartawan-wartawan itu, dengan demikian bagi selebriti ini sudah cukup validitasnya.

3. Roy Suryo - Blogger & Hacker

Belakangan istilah blogger dan hacker jadi ramai dibahas di media-media. Ini diakibatkan dari kebobolannya beberapa situs yang kena "jahil" dengan mengubah serambi muka-nya (homepage). Yang seru semua webpage tadi di jahili dengan menggunakan wajah Roy Suryo. Ternyata ini semua perbuatan yang dilakukan sebagai bentuk protes atas sikap (pernyataan) Roy Suryo yang tidak valid, yaitu menyamakan istilah blogger dengan hacker.

Pernyataan Roy Suryo atas blogger ini memang menjadi pancingan kekesalan masyarakat dunia maya. Ini membuat gerah para aktifis blog yang sama sekali tidak tahu dunia hacking di internet.

Kehadiran blogger dan hacker juga cracker memang sejarah yang panjang bersamaat dengan sejarah internet itu sendiri. Blog merupakan kependekan pengucapan dari web-log, yaitu sebuah journal yang tercatat di web. Istilah log ini sebetulnya sudah sering kita dengar di film Star Trek, di mana di setiap pembukaan film ada narasi si kapten dengan kata-kata : "captain's log.. ". Awalnya blog digunakan justru oleh para pakar yang selalu berbagi jurnalnya ke masyarakat dunia maya. Ada blog seorang pakar ekonomi, pakar bisnis, ilmuwan atau dosen, bahkan pengamat olah raga, teknlogi dan gadget, dan lain-lainnya. Bedanya blog mereka ini dibuat sendiri (engine-nya) oleh mereka. Blog, beberapa tahun belakangan blog menjadi favorit bagi banyak orang awam setelah muncul www.blogspot.com - dimana semua orang sekarang bisa membuat jurnalnya sendiri. Nah.. karena ini jurnal pribadi, artinya semua isinya itu jelas merupakan materi yang musti di konfirmasi lagi kebenarannya. Konfirmasi inilah yang menjadi filter yang musti dilakukan oleh pengunjung blog orang tersebut.

Blogger sama sekali tidak ada hubungannya dengan hacker apalagi cracker (bahkan phreak). Para hacker, cracker, dan phreaker memang sering melakukan pencatatan (jurnal) di web. Isinya dari mulai catatan atas sebuah software beta, bugs, virus, dan lain-lain yang memang tujuannya adalah berbagi (share) dengan para hacker lain. Ini merupakan budaya yang lama di dunia maya, yaitu share (berbagi).

Nah, sekarang jelas mengapa para blogger marah atas pernyataan Roy Suryo, karena yang dikhawatirkan adalah kesalahpahaman atau mis persepsi masyarakat atas istilah blogger yang seolah-olah berkonotasi negatif (bad attitude). Jangan-jangan acara pesta blogger pun tidak diijinkan oleh pihak kepolisian nantinya. Kemudian di UU ITE akan ada kesalah pahaman atas definisi blogger, ini bahaya dan sangat memalukan tentunya.

4. Jalan Tengah

Bagi saya, saat ini kita membutuhkan bantuan media massa untuk menyebarkan informasi yang salah ini atas istilah blogger dan hacker. Kita tidak bisa menunggu konfirmasi atau penjelasan dari Roy Suryo. Sampaikan saja informasi yang lebih umum dan fair, tidak perlu memojokkan siapa pun. Lebih banyak masyarakat yang faham dengan perbedaan ini tentu akan sangat membantu kemajuan dunia maya Indonesia.

Kemudian untuk Roy Suryo sendiri, saya kira sudah tidak perlu diperdebatkan atau diusik-usik lagi. Keberadaan beliau di dunia selebriti nampaknya sudah menjadi satu bagian. Figur dia di mata selebriti sudah pas.. bantuan dia pun masih sangat dibutuhkan bagi selebriti yang awam dunia maya. Semoga saja Roy Suryo pun memberitakan informasi yang tidak salah persepsi juga. Dengan kata lain ikut membantu "membuka wawasan" internet ke masyarakat.

Akan tetapi, satu hal yang musti diluruskan adalah penggunaan istilah pakar telematika. Ini yang menurut saya bisa menjadi informasi yang salah. Roy Suryo tidak pernah menyatakan dirinya seorang pakar telematika, itu julukan dari wartawan infotainment. Dia tidak punya latar belakang pendidikan telematika jadi agak rancu kalo dijadikan pakar atau nara sumber telematika. Mungkin ada istilah lain yang lebih pas dengan buat Roy? Misalnya : pengamat image dan video selebriti di internet? atau apa gitu?

Dengan demikian perseteruan ini bisa menjadi sebuah jalan keluar buat kemajuan dunia maya di Indonesia.

Monday, March 17, 2008

Lady Driver : Ketika mobil punya kelamin

Mungkin ada yang pernah memperhatikan di beberapa pelataran parkir gedung perkantoran, mal, atau hotel, ada ruang parkir khusus pengendaran wanita. Dengan plang : LADY DRIVER.

Sebelum membahas hal ini gua mencoba cari-cari di internet konsep dari "deskriminasi" pengendara mobil ini. Ternyata tidak ada. Gue gak tahu apakah konsep Lady Driver ini merupakan sebuah penghargaan bagi pengendara wanita, atau malah semacam pelecehan terhadap gender tertentu karena merasa dianggap tidak mampu mencari parkir?

Bagi gue, terlepas dari perlu atau tidaknya Lady Driver ini gua hanya ingin mencoba memberikan pandangan atas kebutuhan identitas kelamin dari mobil. Parkir khusus Lady Driver seakan-akan memberikan sebuah "bonus" atau "kompensasi" bagi pengendara wanita. Sadar tidak sadar ini merupakan sebuah tretment khusus.

Gender Mobil

Di jalan raya, saat kita mengendarai mobil kita dituntut untuk selalu waspada terhadap mobil-mobil lain di sekitar kita. Saat kita mau belok, saat mau menyalip, saan disalip dst. Aturan-aturan di jalan nampaknya memang mewajibkan pengendara untuk waspada dan hati-hati terhadap pengendara (mobil) lainnya.

Dalam kasus tertentu, gue pernah saat berjalan lurus ada sebuah mobil yang baru muncul dari gang dan mau belok mengambil jalur gue. Menurut aturan yang gua tahu saat ujian SIM jika posisi mobil gua sudah berjarak hampir mendekati pertigaan, maka gua boleh lurus terus sementara mobil yang dari gang harus menunggu gua lewat (mengalah). Namun kejadiannya berbeda, mobil tadi tetap nyelonong belok pelan-pelan tanpa peduli ada mobil gua dari arah lain. Kontan saja gua harus mengerem mendadak. Gue sempat kesal dan marah.. lalu gua buka jendela, ternyata mobil tadi buka jendela juga. Ya.. pengemudinya perempuan. Dengan lantang dia marahin gua : "hei! ngalah dikit sama perempuan kenapa sih!!"

Saat itu gua hanya berfikir, apa iya gua gak sopan dan gak mau ngalah dengan perempuan? Salah ber-etika? Tata krama? Tapi gua mencoba mencari tahu, apakah iya ada aturan dalam berkendara untuk bertata-krama dengan pengendara wanita? Atau gua selama ini yang tidak tahu? Kejadian seperti tadi sangat sering gua alami. Bahkan saat ada sebuah mobil yang ingin belok ragu-ragu atau menyalip dengan asal-asalan, gue hanya bisa menebak.. ah ini pasti yang nyetir perempuan atau kakek-kakek.

Agak serba salah menghadapi mobil dengan pengendara jenis ini. Ya betul memang tidak semua wanita mengendarai mobil seperti ini, seharusnya memang tidak begini. Saat kita ujian SIM jelas-jelas tidak ada perbedaan ujian antara pengendara wanita dengan pengendara pria. Semua diuji dengan materi yang sama. Kita mendapatkan aturan berkendara dengan rambu-rambu yang sama, begitu pula dengan pelanggaran dan hukuman yang sama. Tapi pada kenyataannya, pengendara wanita dan orang manula ini suka menyulitkan bahkan membahayakan mobil atau pengendara lain.

Mobil Wanita


Kalau memang dirasa musti ada pembedaan antara pengendara wanita dengan pria. Saya rasa POLANTAS harus mengeluarkan tanda khusus bagi mobil dengan pengendara wanita. Misalnya dengan stiker atau lampu seperti TAXI. Dengan demikian tentu ini sangat membantu pengendara lain agar hati-hati dan memberikan prioritas untuk mobil tersebut. Ini sudah terjadi pada mobil yang digunakan untuk BELAJAR. Bahkan ada pemberitahuan untuk menjaga jarak. Kasus lain, ada mobil bodoh.. jelas-jelas di depan dia mobil bertuliskan belajar, malah meng-klakson berkali-kali supaya mengendara lebih cepat.

Gua berharap topik ini jangan dibelokkan menjadi topik diskriminasi gender. Gua sadar topik ini riskan banget, tapi gua percaya kalo temen-temen di sini bisa lebih terbuka memandang topik ini lebih luas.

Thursday, March 13, 2008

Ayat-Ayat Cinta

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Sudah terlalu banyak yang membahas film ini. Penuh dengan pro-kontra yang kemudian membuat film ini menjadi makin hangat di awal tahun ini. Saluut!!

Waktu nonton film ini gua berusaha pasang mood "serius", karena gua berfikir film ini akan penuh dengan "wejangan" dan pesan-pesan agamis. Gua gak berani bilang film ini adalah film dakwah. Untuk yang satu ini gua rasa cuma Hanung yang bisa jawab.

Tentang Film

"Ayat-Ayat Cinta" (AAC) adalah film saduran dari novel terkenal. Tentu ini merupakan PR besar buat siapa pun sutradara yang akan mem-film-kan. Tak lepas pula buat Hanung. Kita tahu Hanung punya pengalaman banyak buat film yang diadaptasi dari novel. Kebetulan saja, saya belum baca novel heboh ini. Banyak yang bilang ke gua kalo novel ini dahsyat sekali, sayang gua bukan pembaca novel sejati hehehe...

Gua gak akan meresume cerita AAC, pasti kalian bosen bacanya karena hampir di semua milis dan blog sudah diuraikan secara detil. Begitu pun goofs yang dibahas, selalu sama mengkritik bagaimana boom microphone bisa bocor, set yang tidak Cairo, Mesir nampak terlalu kumuh dll dll. Sudahlah.. itu kalian sudah tahu semua.

Bagi gua, ketika gua selesai menonton film AAC. Satu hal yang langsung membuat kepala gua bergeleng dan berdecak kagum adalah : novel ini kayaknya benar-benar dahsyat dan hebat. Film yang dibuat Hanung sangat tertolong dari kekuatan ceritanya. Kekuatan karakter dan personifikasi yang kental dan detil. Gua gak mau terjebak dengan casting orang Indonesia yang "di-mesir-kan". Gua berusaha melihat Surya Saputra itu sebagai sosok orang Turky yang kaya, begitu pun casting lainnya. Sebelum gua masuk bioskop, gua pikir film ini akan banyak menampilkan orang-orang Mesir asli, ternyata saya salah.. tapi gak pa pa.

Seperti yang gua tulis barusan, film ini sangat-sangat tertolong oleh cerita yang mutakhir. Secara film buat gua biasa aja. Ada shot suasana padang pasir dan piramid bagus sekali, itu keren.. ya jelas aja keren.. karena lokasi dan suasananya pun sudah keren. Tidak musti Hanung pun akan tetap keren. Tapi gua justru salut dengan bagaimana cara Hanung mengemas film ini menjadi sebuah kesatuan yang sebetulnya banyak sekali keterbatasan. Ini nilai lebih buat film Indonesia yang setting ceritanya di luar negeri.

Tentang Cerita

Ada banyak komentar penonton yang benci ke film ini karena kisahnya seperti mendukung kampanye poligami. Gua rasa bagi yang punya pendapat seperti ini, mendingan nonton lagi dari awal deh. Yang makin gua kecewa, saat gua menonton diskusi Hanung dengan Eric Sasono (pengamat film) di SCTV, mereka pun nampak terjebak dalam pembahasan pro - kontra dengan poligami.

Bagi gua, cerita dari film AAC ini mempunyai bobot besar dan sangat beresiko. Karena basic dari cerita cinta film ini adalah "membenturkan" ajaran-ajaran dan cara pandang ISLAM dalam melihat : wanita, jodoh, cinta, perkawinan, dan poligami. Semua ini tidak bisa dipisah satu dan lainnya. Karena semua berkaitan dalam cerita si Fachri ini. Kalau dipisah-pisah jadinya ya persepsi yang salah itu. Seolah-olah si Fahri dan Aisyah mengajarkan penonton untuk "mari poligami". Ini gak bener.

AAC secara baik sekali membeberkan konsep perkawinan yang menjunjung asas : bebet, bibit, bobot. Ini sangat Indonesia sekali.. makanya pas banget.

1. Bebet diwakili oleh Maria
2. Bibit diwakili oleh anaknya guru-nya Fachri
3. Bobot diwakili oleh Aisyah

Dalam AAC ketiga konsep tadi diwakili oleh tiga karakter yang sama kuat. Saat Fachry harus terjebak dalam posisi demikian, apa yang musti dilakukan? Mengikuti syariah? Ya.. karena dia sarjana Al-Azhar yang taat dengan ajaran Islam. Bagaimana Maria yang dengan modal cinta yang tulus dan sudah saling mengenal jauh daripada kedua saingannya, harus BUNTU karena perbedaan agama.

Lalu bagaimana seorang anaknya ustadz (Melanie Putria, karakternya lupa namanya), yang merupakan karakter yang secara bibit dan soleha sudah tidak perlu diperdebatkan lagi.

Terakhir, bagaimana seorang Aisyah yang kaya raya, baik, tapi belum lihat wajahnya secara menyeluruh dan musti melakukan Ta'aruf. Gua suka bagian dimana Fachry masih harus diskusi apa itu Ta'aruf. Ini penting untuk menjelaskan ke penonton.

Dari sanalah cerita ini akan dibawa. Jodoh.. apa sih jodoh? Bagaimana cara fachry menjelaskan ke ibunya tentang jodoh, sangat sederhana dan pas. Lalu bagaimana Fachry menjelaskan jodoh ke Maria lewat analogi sungai Nil dan Mesir. Apa itu cinta? Maria bisa dengan mudah menggambarkan itu lewat dairy-nya. Bagaimana Melanie kagum dengan Fachry dst. Lantas bagaimana dengan perkawinan? Aisyah menggambarkan ini dengan baik pula. Bagaimana suami, bagaimana isteri, dan bagaimana sebuah pasangan menjalani sebuah syariah agama.

Kalaupun pada akhirnya kisah ini memasuki babak poligami. Babak ini merupakan "benturan" atau konflik yang sangat bagus. Pro-kontra penonton merupakan sebuah hal yang sudah bisa diprediksi. Alasan Aisyah mengijinkan Fachry poligami bukan tidak beralasan, tidak konyol, dan sesuai dengan syariah. Bagaimana Fachry menghadapi sebuah pilihan poligami pun sangat indah dijabarkannya. Bukan karena hasrat sex semata. Ini tidak mudah tapi juga tidak musti rumit.

Pada akhirnya pun Fachry tetap bingung dan mempertanyakan akan sulitnya berlaku adil dalam poligami. Adil seperti apa? itu pun tidak semudah yg kita bayangkan. Kalau penonton bisa lebih terbuka melihat konflik yang dibangun ini maka mereka akan sadar bahwa poligami merupakan sebuah pilihan yang semestinya tidak hadir di depan mereka secara tiba-tiba.

Tentang Konyol

Ya.. ini hal konyol yang jarang diangkat penonton. Sejujurnya sorry banget gua gak suka dengan karakter Dennis dalam AAC. Mengapa harus ada dia? Mengapa harus ada "joke" dengan tingkah yang mirip badut? Ada yang bisa bantu gua mendapatkan alasannya?

Tentang Penulis Novel

Sayang ya dari sekian banyak penonton yang membahas film ini, tapi sedikit sekali yang menjelaskan siapa penulis novel hebat ini. Apa dia orang Indonesia? atau orang Mesir? Latar belakang dia itu seperti apa? Apa ia kuliah di Al-Azhar?

Gue gak banyak novelnya sih, jadi pengetahuan gua akan cerita ini secara keseluruhan pun jadi sempit. Tapi entah kenapa gua yakin, yakin sekali kalau cerita asli novel ini sangatlah hebat. Salut buat novelnya juga!

Foto Habiburrahman El Shirazy dari Google

Wednesday, January 2, 2008

Analisa Degradasi Musik Indonesia? (Market Oriented)

Suatu ketika, iPod di mobil saya habis battere-nya..so terpaksa puter radio saja. Saat browsing channel saya baru tersadar betapa musik dan lagu band Indonesia menguasai banyak frekwensi di radio-radio sekarang. Takjub! Tapi... ketika saya dengarkan lagi.. koq lagunya mirip-mirip ya?






Bibit Musik Lokal

Sekilas mengingat betapa industri musik di Indonesia ini sudah mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Musisi sudah mapan dan mampu di cap sebagai sebuah profesi dari kesenimanan. Hal ini bukan lah sebuah "hadiah" yang turun dari langit begitu saja melainkan buah dari hasil kerja keras para insan musik di negara ini selama puluhan tahun.

Saat saya masih SD, saya memasang poster-poster band asing di kamar sempit saya. Ada Queen, Genesis, The Police, Status Quo, dll. Buku catatan sekolah pun gak kalah kotor dengan stiker-stiker murahan bertuliskan Black Sabbath, The Doors, dll. Juga coretan-coretan pylox di gang-gang sempit. Saat itu musik asing meraja di Indonesia, tak heran jika semua kaset yang beredar pun ternyata semuanya BAJAKAN. Tak sedikit nama labels yang masih saya ingat, Pramaqua, Aquarius, Blackboard, Atlantic Records, Yes, Team Records. dll.

Bagaimana kondisi musik Indonesia saat itu? Wah jauh dari yang nampak sekarang. Musik Indonesia hanya mampu diterima sekelas dangdut. Sementara yang pop, hanya segelintir musisi yang mampu menembus pasar, sebutlah God Bless, Iwan Fals, Doel Sumbang, Fariz RM, Ikang Fawzi dll. Semua berjuang dan mempertahankan "selera lokal" di negeri ini. Tak kalah pula upaya Radio Prambors membangun musik lokal dengan LCLR (Lomba Cipta Lagu Remaja), dari situlah muncul istilah pop-kreatif.

Musik Pop

Istilah pop-kreatif ini saya rasa hanya ada di Indonesia. Mengapa? karena pada masa itu (80-an) istilah musik pop itu adalah musuh bagi anak-anak remaja saat itu. Musik pop dikuasai peredarannya oleh raksasa labels JK Records. Bermunculanlah penyanyi-penyayi solo yang menyanyikan lagu mendayu-dayu. Sebutlah Nia Daniati, Richie Ricardo, Maya Rumantir, dlsb. Saking eksisnya semua penyanyi itu masuk ke dalam sebutan JK Artist.

Menjadi penyayi merupakan sebuah perjuangan panjang dan melelahkan. Rasanya sulit sekali muncul di pasar musik Indonesia jika tidak membawakan lagu-lagu pop gaya JK Records. Saking meledaknya lagu-lagu sejenis hingga pasar sadar bahwa lagu-lagu yang beredar tersebut sudah mencapai titik jenuh, hingga Menter Penerangan saat itu (Harmoko) mengeluarkan edaran untuk stop membuat "LAGU CENGENG". Istilah ini muncul karena memang semua lagu yang beredar saat itu cengeng semua, Sedih karena diputuskan pacar, sedih karena cinta ditolak, dan seterusnya.

Dalam suasana kejenuhan tersebutlah para sekelompok anak muda berusaha lepas dari kungkungan selera labels yang cuma menyuguhkan "selera pasar". Sebutlah Gank Pegangsaan, lalu Jakarta Rhytm Section, GSP, dll. Bahkan ada beberapa yang "cuek" menyajikan jazz seperti Krakatau, Emerald dll. Semua hadir dan muncul dalam sebuah terobosan yang sangat signifikan.

Masa Transisi Pasar Anak Muda

Memasuki akhir tahun 80-an, musik Indonesia dikuasai oleh musik-musik radikal, yaitu gaya Iwan Fals. Kondisi politik saat itu menjadikan Iwan Fals sebagai tokoh corong suara rakyat. Luapan emosi massa sangat terasa saat mengalunkan lagu-lagu Bang Iwan, saat itulah mulai terasa kehangatan musik Indonesia di negeri sendiri. Bendera, spanduk, baliho, banner, dan banyak atribut lainnya.. semua bertuliskan FALS! FALS! Belum lagi komunitas-komunitas Fals yang bermunculan di banyak gang-gang sempit, daerah kumuh, dan pelosok-pelosok. Megah rasanya melihat kehadiran Bang Iwan dalam sebuah pentas panggung.

Lagu-lagu cengeng, mulai ditinggalkan. Lagu jenis balad lebih diterima. Saat bersamaan bermunculan pula band-band anak muda yang lebih berselera. God Bless muncul dengan menghadirkan gitaris ciamik Eet Syahranie (yang isunya pun dia muridnya Paul Gilberts). God Bless seolah-olah menjadi dukun dahsyat yang menghidupkan kembali mayat "rock" di Indonesia. Kalau musik pop mendapat nafas baru dari LCLR Prambors, maka musik rock mendapatkan nafas segar dari Log Zhellebor, seorang promotor musik rock kenamaan di negeri ini. Lewat labels LOGISS, Oom Log menelurkan banyak sekali band-band rock. Di saat itulah trend pentas panggung band makin laris.

Kehebohan ini makin menjadi semarak ketika Iwan Fals bersama Setiawan Djody meluncurkan group SWAMI dan KANTATA TAKWA. Diikuti dengan penampilan panggung mereka yang super dahsyat! Dengan panggung dan tata lampu kelas internasional, pentas mereka dapat dikatakan sebagai titik kebangkitan musik lokal. Atraksi lampunya pun sudah dahsyat sekali, berikut atraksi laser.

Masa-masa ini adalah catatan awal kebangkitan musik Indonesia. Anak-anak sekolah giat mampir ke studio-studio kecil untuk latihan band membawakan lagu-lagu lokal. Sebut saja lagu andalan mereka : "Semut-Semut Hitam" - God Bless, "Bento" - Swami, "Rock Bergema"- Roxx, dll.

Era MTV

Perjalanan musik Indonesia kian hari kian menancapkan cakarnya ke tanah air. Kehadiran musik Indonesia ini makin diperkuat dengan hadirnya MTV di ANTV. Saat itu lah musik Indonesia mulai masuk ke babak "professional". Musik Indonesia mulai dibiasakan dengan videoklip sebagai materi "marketing"-nya. Kebangkitan musik Indonesia pun ditandai dengan masuknya berbagai labels international, seperti Universal Music, Warner Music, EMI, Sony, dan BMG (dulu belum bergabung). Sejak itulah musik Indonesia mulai bersentuhan dengan prinsip dagang.

Sebagai band, mereka harus berfikir penuh strategi pemasaran. Pembuatan videoklip menjadi sebuah keharusan. Di saat itulah muncul berbagai production house yang khusus menelurkan videoklip band lokal. BDI, Avantgarde, Rexinema menguasai pasar videoklip lokal. Sutradara Rizal Mantovani dan Dimas Jay pun laris manis menguasai pasar videoklip.

MTV men-support dengan memunculkan acara MTV Ampuh (Ajang Musik Pribumi Sepuluh), lewat acara tersebut makin terasa musik-musik Indonesia makin punya kelas di pasaran lokal. DEWA 19 merupakan band yang menjadi benchmark kesuksesan saat itu. Penghargaan demi penghargaan membuktikan bahwa musik Indonesia sudah punya 'value'. MTV pun menganugerahkan Dewa 19 sebagai band terbaiknya. Istilah VJ (Video-Discjockey) pun marak di kalangan anak muda, MTV menjadi sebuah ikon anak muda gaul dan keren. MTV pun memberikan timbal balik dengan memberi sebutan "anak nongkrong" bagi penonton setia MTV. Anak muda dikenalkan dengan VJ yang keren.. Jamie Aditya, Sarah Sechan, Nadya Hutagalung, Donita, dan RAHUL KANA! :). Belum lagi anak muda dikenalkan dengan istilah bumper. MTV selalu memunculkan bumper-bumper unik yang khas anak muda. Saat itulah anak muda makin "liar" dan berani untuk unjuk gigi. Belum lagi media support lainnya seperti majalah dan radio.

Bisnis Musik

Masukalah musik Indonesia ke babak professionalisme. Musisi harus mampu menjadi businessman dalam menganalisa lagu-lagu yang akan diedarkan. Belum lagi strategi pemasaran dan distribusi. Pertimbangan kualitas musik dan sound pun jadi pertimbangan penting. Semua itu rela dibayar mahal demi sebuah profesionalisme. Profesi dalam industri musik ini pun makin berkembang. Ada music director, vocal coach, sound engineer, dll. Belum lagi dalam manajemen band itu sendiri, selain ada manager, ada road manager, ada stylist, ada tim media yang mengurus foto, video, dan web. Semua hidup sebagai sebuah profesionalisme bisnis.

Saat ini, ada berapa banyak musisi Indonesia yang kaya raya hidup bagai bintang dan rockstar? Rumah mewah, mobil sport, wanita, media, bahkan studio rekaman pribadi. Fans club, komunitas, tour, roadshow, dan lain sebagainya sudah menjadi keseharian. Ini merupakan sebuah titik puncak sebagai musisi di negeri sendiri.

Era Ring Back Tone

Penjualan musik di pasar lokal ternyata mampu menghidupkan profesi musisi. Pasar punya nilai tinggi dan musti menjadi pertimbangan strategi sebuah band. Belum lagi kemasan dan nama band yang mulai disikapi lebih berkonsep. Segitupun sudah digerogoti oleh barang bajakan. Bayangkan jika tanpa bajakan, mungkin royalti band bisa lebih dahsyat lagi.

Royalti penjualan CD dan kaset saat ini makin ditambah dengan royalti via RBT (Ring Back Tone) di beberapa mobile phone provider. Tidak heran jika royalti dari RBT ini mampu meraup keuntungan yang lebih besar dari CD dan kaset.

RBT, merupakan media baru pendistribusian musik di Indonesia. Di saat dunia sedang seru dengan MP3, iTunes, dan iPod, Indonesia justru sedang khusuk mengurus RBT. Penjualan lagu via handphone punya nilai yang sangat tinggi. Penjualan cara "ketengan" ini ternyata mampu mendongkrak penjualan album secara keseluruhan.

Market Oriented sebagai Pisau Bermata Ganda

Selama tahun 2004 - 2007 ini, RBT mulai merajai bisnis musik di Indonesia. Nilai jualnya sangat menggiurkan para pengusaha musik dan musisi. Ukuran ini menjadi tolok ukur nilai pasar di masyarakat. Penjualan CD, kaset dan RBT sudah valid dijadikan alat ukur kesuksesan band secara bisnis. Tak heran jika akhirnya musisi dan labels sepakat untuk menelurkan musik "berselera pasar". Pasar suka jenis lagu "mendayu" maka semua band harus bikin lagu jenis mendayu. Ketika memasuki bulan Ramadhan, tidak sedikit pula band-band menelurkan lagu religi. Saat itulah sebuah band berkarya atas kendali pasar (market driven). Strategi pemasaran produk pun diterapkan.

Yang uniknya lagi, konsep market driven ini memunculkan fenomena baru. Ketika sebuah labels punya nilai ukur jual yang berbeda dengan nilai ukur pasar. Ini terjadi pada KANGEN BAND. Saat itu mereka selalu gagal menjual lagu-lagu mereka ke labels, dengan alasan susah laku. Lantas lagu-lagu mereka bocor ke pembajak lagu dan kemudian terjual laris manis. Penjualan yang dahsyat ini membelalak mata pengusaha musik, kontan saja Kangen Band langsung di rekrut oleh Warner Music dan diperlakukan seperti band profesional. Cara yang terbalik ini sangat unik. Artinya pasar bajakan sudah bisa dijadikan ukuran laku tidaknya sebuah band di pasaran (ingat kisah Inul Daratista).

Bagaimana Kangen Band bisa dengan mudah diterima pasar? Mungkinkah jika dikatakan timing mereka saja yang pas? Kelahiran Kangen Band di pasar musik Indonesia itu adalah di saat pasar musik dengan gandrung dengan lagu mendayu "Kenangan Terindah"-nya SamSonS dan lagu-lagunya Ungu?

Jika diperhatikan, jenis lagu tersebut ternyata sedang digemari oleh pasar. Tak heran bermunculan lah band-band dan musisi baru yang melantunkan lagu-lagu berjenis sama. Nadanya nyaris sama.. chord-nya nyaris mirip.. temanya pun gitu-gitu aja.. belakangan saya sadar kalau saya gak bisa bedain antara lagu yang satu dengan lagu yang lain.

Kembali ke selera pasar, ada fenomena unik lainnya. Yaitu sebuah lagu bisa dengan mudah menjadi hits lewat bantuan SINETRON. Sebutlah Letto, yang penjualannya meledak beriringan dengan meledaknya sinetron yang menggunakan lagunya sebagai soundtrack. Kasus ini berbeda dengan Album HEART-ya Melly yang menelurkan album soundtrack ini khusus dibuat untuk film bertajuk sama "Heart".

Hal lain lagi adalah berubahnya "gaya" MTV sejak diambil alih oleh Group Media MNC. Dimana MTV makin hari makin menurun daya kreasi yang khas anak mudanya. Berkurangnya porsi penayangan videoklip di GlobalTV membuat para band mengurangi budget pembuatan videoklip karena dirasa kurang efektif. Apalagi cara marketing lainnya yang lebih efektif bisa dilakukan dengan cara join dengan sinetron tadi.

Bumper-bumper unik gaya MTV sudah mulai hilang, diganti dengan iklan-iklan REG SPASI dan SMS setiap jamnya. Belum lagi iklan murahan seperti alat pengecil perut, pembakar lemak, dan memperbesar payudara. Sangat jauh dari "ciri" dan "selera" MTV yang menyebut pemirsanya "anak nongkrong". Itu semua jauh dari gaya anak nongkrong. Belum lagi gaya VJ MTV yang makin hari makin "terpaksa" musti terlihat humor, asik dan cool. Yang terjadi malah kebalikannya. VJ Hunt MTV nampaknya sudah terlalu terpatok bahwa gaya VJ itu harus kocak seperti Jamie Aditya, liar seperti Sarah Sechan, atau cool gaya Nadya Hutagalung. Alhasil.. yang muncul adalah VJ dengan gaya "look-a-like" semua.

MTV sudah bukan lagi menyajikan gaya anak muda urban. Perlahan-lahan anak-anak muda urban makin mengurangi jatah "nongkrong"-nya di depan MTV. Berganti dengan anak-anak daerah. Tak heran jika belakangan gaya MTV saat ini lebih cocok menjadi tontonan anak muda di daerah-daerah. Apa ukurannya? liat saja siapa yang datang saat acara off-air MTV di gelar.

Penutup

Akankah ini pertanda masa degradasi kreasi musik Indonesia? Bagaimana para musisi harus menghadapi market driven yang sangat kuat ini? Apa yang menjadi pertimbangan para labels dalam mengatur porsi musik untuk diapresiasi dengan musik untuk komoditi?

Banyak musisi yang mulai melakukan konsep artist / band manajemen. Sebagai lembaga independen mereka mencoba melakukan sikap-sikap yang non-market driven. Selain itu scene musik indie di Indonesia nampaknya masih punya power bargaining yang sangat kuat. Jauh dari kendali labels apalagi pasar publik luas. Mereka punya pasar yang kecil namun loyal.

Hal lain adalah dengan adanya label-label kecil yang punya pasar sendiri (captive market) yang kuat sekali, yaitu AKSARA MUSIC. Label ini tetap berani dan bertahan menelurkan musik-musik dan band yang tidak "market oriented". Tak heran jika band-band dari label sejenis ini mampu menawarkan gaya dan jenis musik yang tidak pasaran. Tapi apakah bisa diterima di pasar umum? Saya rasa tidak.. karena itu tadi.. seleranya sudah beda.

Semoga scene musik indie di negara ini tetap hidup (walau oksigennya tidak nambah), semoga label-label kecil berkarakter makin tumbuh subur (walau cuma memanfaatkan ceruk pasar yang kecil), semoga para pengamat musik tetap mengingatkan musisi-musisi agar tidak terjebak dalam pusaran selera pasaran, dan semoga musisi-musisi Indonesia tidak cuma berkarya demi selera dan duit pasaran... tapi juga mampu memberikan nilai bagi khazanah musik di Indonesia.

Astaga... panjang amat!!
Selamat Tahun Baru 2008 MUSIK INDONESIA! :)

(Foto diambil dari http://aparatmati.multiply.com - Arian Seringai)


Tuesday, January 1, 2008

Iklan Molto "Negeri Kain" - versi Comfort Creme (UK)

Kaget setengah mati sama TVC Molto tentang "Negeri Kain". Mungkin saja gua salah.. yaitu kalo ternyata produk ini sama, antara Molto dan Comfort Creme, tapi kalau ternyata beda.. pihak yang musti diinterogasi adalah creative director advertisingnya. Tak lama.. Creative Director Ogilvy & Mather untuk produk Unilever memberikan konfirmasi bahwa produk tersebut sama, hanya beda nama brand-nya.

Mungkin teman2 ada yang udah lihat promonya di TV? Sering diputar di Trans7. Berikut adalah versi Comfort Creme (UK). Yang buat 3D-nya ini sebuah creative house di London  yang udah berhasil menelurkan banyak sekali 3D yang keren-keren, namanya Mill (www.mill.co.uk)

Ini iklan Comfort Creme-nya