Tuesday, October 5, 2010

Modern Product: It's Not Just About Technology, It's an Attitude!

Apple baru saja membuat heboh dunia gadget dengan mengeluarkan iPad dan iPhone 4. Sebuah produk yang sudah dinanti-nantikan penggemar Mac sejak isunya mulai terendus beberapa bulan sebelum produk ini release ke pasar. Orang rela mengantri sejak pagi di toko resmi Apple, rela beli dengan berapa pun harga yang ditawarkan Apple, bahkan untuk di Indonesia, mereka rela ke Singapore untuk bisa mendapatkan produk Apple duluan secepat mungkin. Fenomena apa ini?

Kompetisi Teknologi

Kita tahu, sejak kemunculan Internet di masyarakat luas, teknologi terasa sekali percepatannya. Teknologi bergerak sangat cepat hingga manusianya pun sebagai pengguna bisa dibuat tak berdaya musti mengikuti perkembangannya tersebut. Dulu, teknologi membantu mengikuti perkembangan budaya manusia, saat ini manusia yang susah payah mengikuti perkembangan teknologi. Tidak heran jika hampir semua orang-orang tua generasi kemarin nampaknya sudah pasrah dan tidak mampu untuk mengikuti perkembangan gadget teknologi sekarang.

Kecepatan perkembangan teknologi muncul akibat persaingan produk teknologi yang berada dipasaran. Kemunculan teknologi "silikon" datang utuh dalam waktu bersamaan di berbagai negara, kesempatan ini diambil oleh generasi "digital" ini sebagai sebuah moment menguntungkan dan peluang unggul yang sangat besar sekali. Tidak heran persaingan di dunia teknologi "silikon" ini bisa memutar-mutar balik peluang dan siapa pun yang terlibat di dalamnya.

Lihat saja, bagaimana raksasa portal Internet YAHOO yang pada akhir tahun 90an merajai dan disinyalir sebagai the biggest web portal namun kini tinggalah web biasa. Kemudian kejayaan NOKIA sebagai rajanya mobile phone kini musti bersaing lelah dengan produk-produk Korea dan produk baru yang ikut dalam kompetisi dan mampu melesat cepat!

Siapa bisa menduga akan ada Google yang bisa membungkam Yahoo? Lalu Facebook yang meyalip dengan mudah kedigjayaan Friendster? Lalu kini Facebook yang terkenal dengan seabreg web app yang canggih musti bersaing dengan kemunculan Twitter, si burung kecil dengan fitur teks yang cuma berkampuan 140 karakter dan minim web app. Sebuah persaingan yang sangat tidak bisa terprediksi, sebuah persaingan yang akhirnya mampu memberikan kesempatan dan harapan bagi siapa saja yang akan mencoba peruntungan di dunia "silikon" ini... berminat??

Kompetisi Desain

Ya.. semua orang tahu bagaimana pentingnya sebuah desain dalam sebuah produk. Sebuah produk dengan teknologi canggih saja akan dicap sebagai produk militer, laboratorium, atau "geeks".

Desain bukan saja memberikan fungsi ergonomis atau kenyamanan pengguna namun sudah mulai masuk pada keindahan produk itu juga. Bagaimana layar besar itu lebih digemari pengguna, kemudian keyboard, bentuk genggaman dan seterusnya, menjadi bagian penting  pilihan pengguna produk.

Lewat desain, akhirnya kebutuhan user makin tergali. Para pengembang teknologi produk mulai mencari-cari kebutuhan pengguna sebagai dasar ide teknologinya. Tak heran jika akhirnya banyak sekali bermunculan ide-ide teknlogi yang diambil dari film fiksi ilmiah.

Kemunculan BlackBerry dengan desain seperti "komputer kecil" ternyata mampu menggeser desain mobil phone yang sekian puluh tahun berjaya. Bermula dengan munculnya produk Palm ® kini desain komputer kecil dengan keyboard kecil "memaksa" pengguna untuk belajar mengetik dengan dua jempol. Maaf saja bila anda masuk kategori orang yang kesulitan mengendalinkan kedua ibu jari, rasa-rasanya anda akan ketinggalan jaman.

Tak cuma itu, persaingan desain pun makin terasa hebohnya bersamaan dengan kompetisi teknologi sebagai fitur produk. Suara jernih, layar lebih cling, kamera dengan resolusi tinggi bahkan layar sentuh, semua diciptakan dan dimodifikasi oleh teknologi demi kebutuhan desain. Alhasil, kemunculan iPod dengan sentuhan sebagai alat pengontrol hadir sebagai sebuah terobosan fenomenal pada zamannya. IPod tidak mempedulikan teknologi pengontrol yang konvensional, iPod memaksa pengguna untuk "belajar" menggunakan teknologi dan desain terbarunya itu. Tak berapa lama nampaknya gagasan desain dan teknologi iPod diterima dengan tangan lebar oleh banyak pengguna gadget. Mereka merasakan produk itu jadi lebih "human" dari sekedar "engineering". Sejak itu, semua produk Apple terus hadir dengan sentuhan desain dan teknologi yang selalu cool dan so human

Produk Hidup, Produk Saya

Jajaran produk Apple, kian tahun kian muncul sebagai produk yang diawasi oleh para kompetitornya. Dulu Apple hanya punya satu kompetitor kuat yakni Microsoft. Persaingan mereka 20 tahun ke belakang sudah tinggal dongeng, karena saat ini persaingan Apple sudah masuk babak melelahkan karena musti bersaing pula dengan Nokia, BlackBerry, HP, Samsung, atau LG, bahkan musti bersaing dengan app provider seperti Android, Flash, dan Facebook (Ping). Sebuah kompetisi yang sangat cepat, ketat, dan pasti melelahkan.

Namun bagaimana cara Apple tetap bertahan dengan loyal customernya? Ya, fakta membuktikan bahwa produk Apple laku keras tapi bukan berarti menguasai pasar secara statistik. Apa yang menjadi daya tarik bagi loyal customer Apple? Saya rasa disinilah pejaran yang sering dilupakan oleh para pesaing-pesaing Apple, yaitu : ATTITUDE.

Pesaing Apple rasanya selalu saja menjual kecanggihan teknolgi dan fitur. Mereka bisa mencela kelemahan-kelemahan produk Apple dari sisi teknologi dan fitur dan selalu itu lagi itu lagi. Mereka mencibir bagaimana kelemahan iPhone dibandingkan BlackBerry karena tanpa lampu blitz, pertimbangan fitur. Tapi mereka lupa bahwa Apple telah memberikan ATTITUDE kepada loyal customer-nya. Dia memberikan sentuhan human dan sangat personal kepada semua produknya. Liat saja dengan penggunaan identitas "i" pada setiap produk personalnya, iMac, iPod, iPad, iPhone dan seterusnya. Huruh "i" disini mempunyai makna "I" sebagai saya dalam Bahasa Inggris. Sebuah nama yang sangat mencerminkan sebuah "sikap" dari sekedar sebuah produk gadget.

Apple kelihatannya sudah tahu pasar "manusia"-nya, yaitu manusia-manusia yang gemar berkecimpung di dunia kreatif, seperti advertising, musisi, movie maker, indie, dst. Apple memberikan "mood" yang sesuai dengan para loyalist-nya itu.

Alhasil, walau sempat dibilang tidak menguasai komposisi pie pasar, Apple dan loyalist-nya tetap santai dan asik dengan "attitude"-nya, attitude yang ternyata menjadi sebuah ikon anak muda yang progessive dan asik. Bersamaan dengan semua produk teknologi gadget itu selalu berkonotasi dengan gaya "kantoran" atau "geek", namun produk Apple seperti mampu menempatkan loyalist-nya pada posisi : "we're not kantoran or even a geek, we're just cool.. and we are what we are". Sebuah sikap yang sangat melekat dengan semua produk Apple.

Lantas contoh produk apa lagi yang memberikan "attitude" pada nyawa produknya? Jelas banyak.. lihat saja Nike, Volcom, Quiksilver, atau bahkan produk jasa sekalipun, seperti MTV (bukan yang Indonesia ya :P) , Channel V, atau perusahaan besar sekalipun seperti Virgin Group milik Sir Richard Branson. Apa yang membedakan Virgin Atlantic dengan maskapai penerbangan lain? Jelas ATTITUDE-nya. Virgin, dengan gaya hippie Branson mampu menjelma sebagai sebuah produk yang "cool" dan punya sentuhan human yang lebih klop merepresentasikan customer-nya.

So, sudah saatnya memberikan "attitude" pada produk dan jasa anda, jika produk anda ingin survive! :D

1 comment: