Monday, October 29, 2007

Iklan PERTAMINA : untuk bangsa? untuk siapa?

Sejak kemunculan SPBU asing berjamur di Jakarta para pengemudi seperti menemukan hal baru dari kebiasaan mengisi bahan bakar mobil, yaitu isi angin dan air gratis juga kaca depan yang dibersihkan secara gratis. Belum lagi sapaan dan pesan menggunakan sabuk pengaman di saat kita akan meninggalkan SPBU.

PERTAMINA, sebagai penyuplai bahan bakar milik negara tentu tidak tinggal diam dalam menghadapi persaingan pasar SPBU ini. Langkah yang dilakukan pertama kali (herannya) adalah dengan membuat iklan TV tentang "pembaharuan" di dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap PERTAMINA. Ini jelas membuktikan bahwa PERTAMINA pun sadar akan kecilnya kepercayaan masyarakat atas kinerja PERTAMINA.

Yang mengherankan bagi saya adalah, semua iklan tersebut tidak diikuti dengan perubahan di lapangan. Padahal menurut saya iklan yang paling efektif adalah testimoni langsung dari masyarakat pengguna PERTAMINA. Masyarakat yang puas akan memberitahukannya kepada rekan-rekannya. Begitu pun ketika mereka kecewa mereka akan sebarkan pula. Sayangnya, pada kenyataannya komplain dan ketidak puasan masyarakat jauh lebih banyak daripada pujiannya. Hal ini membuktikan bahwa iklan PERTAMINA cuma membuang uang saja.

SHELL atau PETRONAS nampaknya tidak perlu membuang banyak uang untuk membuat iklan TV, sementara PERTAMINA giat dan gencar membuat banyak versi iklan TV. Bahkan ada satu versi yang menggunakan banyak bintang terkenal (gak mungkin gratisan kan).

Suatu saat saya geli melihat salah satu iklan TV PERTAMINA yang "menjual" nama bangsa. Bahwa dengan mengkonsumsi produk PERTAMINA maka akan ikut menguntungkan bangsa. Bagi saya ini cuma "bahasa manis gaya orde baru". Mengatasnamakan keuntungan bangsa padahal yang untung cuma segelintir pihak saja, aneh kan? Ini tipikal gaya iklan buatan pemerintah, semua dilihat dari satu sisi saja, tidak pernah berani untuk mencoba menilai dari sisi konsumen. Apa iya konsumen tidak peduli bangsa? apa iya dengan tidak membeli produk pertamina artinya tidak peduli bangsa? Bangsa yang mana ya?

Contoh lain yang mirip dengan iklan di atas adalah iklan PAJAK. Heran deh.. semua iklan pajak itu selalu dilihat dari sisi : masyarakat yang enggan membayar pajak.

Pernah gak mereka mau melihat dari sisi bercermin. Bahwa keraguan atau keengganan masyarakat itu bukan karena pelit atau tidak mau bayar akan tetapi karena ketidak percayaan masyarakat atas uang pajak yang dikeluarkan. Ketidak transparanan ini sudah berlangsung puluhan tahun sehingga sulit bagi masyarakat untuk serta merta percaya begitu saja.

Bagaimana kalau dirjen pajak bikin iklan buat pegawai nya sendiri aja? Misalnya.. "Mari tumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat!" atau "Ingatlah..Gaji kita adalah amanat dan pemberian masyarakat" dst dst.

Nah.. begitupula dengan PERTAMINA, mending uangnya dipakai untuk mensejahterakan pegawai dan menumbuhkan kinerja yang lebih baik. Saya yakin jika service atau pelayanan memuaskan, pasar otomotasi akan datang koq.



57 comments:

  1. gue suka iklannya.. lagu 'your smile'. ;))

    ReplyDelete
  2. PERTAMINA ohhh Pertamina,,, sayang belum lihat iklannya... sambil simpatik-mengasihani, sambil kesel berat keki berat karena konon Pertamina adalah salah satu yang terkorup. Tapi, pengen positif aja, moga-moga Pertamina bisa segera berubah jadi baik - malu atuh omdo melulu. Moga-moga segera bikin perubahan radikal setelah yang ke 50 tahun... sudah banyak saingan, nih. Orang Indonesia pasti akan tersenyum bersamamu kalau pejabat Pertamina buntung, eh untung.

    ReplyDelete
  3. hukum potong tangan deh bagi pencuri (terutama korupsi)...

    btw di daerah sandratex, kan ada logo pasti pas....
    awal2 siy dia kasih liat nol yah pak.... eh lama2 koq ga kayak gitu lagi yah?

    ReplyDelete
  4. pertama kali liat iklannya, gue cuma meringis sembari berandai2...., buset tu duit iklan mending disumbangin buat dana sosial kaleee...

    ReplyDelete
  5. hmm...gwa dulu berharapnya tu spbu pada saingan en banting2xan harga anehnya kok belum2x juga ya....hihihi....

    ReplyDelete
  6. bintang iklannya ngisep ganja hahahaha...bodo ketangkep

    ReplyDelete
  7. Kalau serpis di SPBU sekarang sih kelihatan lebih baik, misalnya di SPBU Cibubur, pegawai lebih ramah , profesional (menyapa, menunjukkan angka 0 pada meteran, say thanks) dll. Moga2 disemua SPBU seperti begini

    ReplyDelete
  8. Mas..

    Sejauh yang saya tahu, SPBU itu sebenarnya milik pemodal yang menajukan diri sebagai distributor bahan bakar pada PERTAMINA. Setiap SPBU mempunyai sitem sendiri-sendiri sesuai dengan konsep yang dimiliki pemiliknya. Ada SPBU yang sangat bagus pelayanannya karena pemiliknya peduli terhadap kualitas pelayanan.

    Saya pernah mengisi bensin di salah satu SPBU di Surabaya, sebelum meter menunjukkan ukuran yang saya beli, pengisian berhenti. Nah kebetulan ada pengawas dari pemilik dan langsung menegor petugas.

    Tetapi ada juga SPBU yang pelayanannya biasa saja, isis BBM dan habis perkara. Bagaimana melayani pengunjung tidak menjadi prioritas di SPBU itu.

    Pelayanan di SPBU akan menjadi baik jika PERTAMINA bisa membuat sistem pelayanan standard sperti di Mc Donald misalnya...

    ReplyDelete
  9. yah,,gue setuju sama pendapat loe, tul.. emang sih kinerja dan dedikasi PERTAMINA seringkali dipertanyakan karena pada kenyataannya masih banyak ketidakpuasan di masyarakat terutama dalam hal service dan juga kebijakan2 PERTAMINA belum lagi isu2 korupsi yang mewarnai perjalanan PERTAMINA. suka bikin ilfil aja.

    Iklan yang panjang itu emang bagus buat ditonton (sayang si pemeran utamanya malah kesandung kasus narkoba).Tapi kalo cuma sebatas iklan alias lip service aja ya buat apa juga..pemborosan tak berguna.

    ReplyDelete
  10. Kang,
    Harusnya masyarakat urunan bikin iklan untuk para PNS seperti yang ditulis akang "Mari tumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat!" atau "Ingatlah..Gaji kita para PNS adalah amanat dan pemberian masyarakat" atau dengan jalan jalan ke LN memakai uang negara, anda menghabiskan dana untuk sekolah sekolah buat para generasi muda, dst dst.
    tapi kalau iklan pajak sih bener kalau dilihat satu sisi, saya mah malas bayar pajak abis nggak keliatan hasilnya(meski tetep aja harus bayar pajak karena dipotong ama kantor, #pedih#),
    saya juga males beli produk pertamina, toh nggak akan nguntungin bangsa malah kemungkinan dikorupsi atau buat fasilitas pejabatnya, sakit hati, mending beli oli atau bensin di shell, jadi nggak mikir macem macem,
    patrotisme lewat iklan biar kita beli dagangan ? mending ganti saluran TV.

    ReplyDelete
  11. harap dipisahkan dulu pertamina sebagai institusi bumn atau pom bensin. itu kan dua hal yang berbeda pak. kalu sebagai institusi bumn... kita tahulah banyak yang diperkaya gara-gara kecipratan minyak mentah nan kental. sedap... negara seluas begini kok institusi perminyakannya kalah harum sama negeri jiran yang punya menara tertinggi sedunia... jadi sponsor salah satu fabrikan formula 1...

    so, kalau lihat iklan televisi jadinya ya paham-paham aja deh. tst pak. toh, hidup ini adalah a pitch toh? hare gene siapa sih yang ngga mau proyek...? ehem.

    ReplyDelete
  12. keluarga gua suka plesetin iklannya pertamina;
    'KITA (pertamina) UNTUNG, BANGSA BUNTUNG'
    :)

    ReplyDelete
  13. Buat bikin "tandingan" mungkin langkah pertama adalah bikin LSM aja. Namanya PSA Rakyat. Minta dana asing.. kerjanya bikin iklan tandingan yg nyindir dan ngingetin ke pemerintah. Jadi masyarakat juga bisa belajar.. AYO BIKIN!

    Perihal PERTAMINA sbagai BUMN dan SPBU.. sama aja sob. Walaupun kepemilikannya adalah perseorangan tapi kan atas dasar tanggung jawab PERTAMINA, kalo ada protes BBM di SPBU abis.. lha ya yg bertanggung jawab juga pertamina bukan Haji Duloh. Pertamina ini cuma contoh koq. Ayo sebutkan yang lainnya.. pasti kalian semua tahu.

    TELKOM? bikin iklan? buat apa?? lha wong yang punya infrastruktur dan jaringan telekomunikasi rumahan cuma dia koq. Iklannya nyuruh orang pake sarana telponnya dia... aneh kan? pas daftar.. belum bisa terpasang. TELKOM itu monopoli, gak perlu dia bikin iklan promo di TV, apalagi bikin acara bagi2 hadiah.. jutaan tiap harinya.. Jangan kaget.. itu duitnya diambil dari tagihan bulanan kita yang naik melulu lho. Kecuali TELKOMSEL.. ya jelas dia perlu beriklan sebagai positioning

    Nah.. yg terakhir nih PLN!! hahahahahaha.. ayo semua coba melek.. buat apa dia beriklan? Menyuruh kita hemat listrik?? Buat apa? lha wong kita bayar koq? Quota listrik? aneh kan?? demand meningkat koq panik?

    Itulah pemerintah kita :D jadi ingat quotenya H. Pidi Baiq.. pengurus pondok pesantren di Cimindi.. dia bilang..

    "Mi'or id anam yalu.. yalu id hawas" artinya

    Jangan tanya apa yang negara berikan kepada kalian, tapi tanya.. apa yang sudah negara rampas dari kalian.

    ReplyDelete
  14. oops.. lupa.. PLN itu monopoli juga ya.. gak punya perusahaan pesaing. Perlu gak sih beriklan? Kecuali spt yg lu bilang bob.. cari alasan ngabisin dana.. bagi2 job.. dengan dalih.. PSA dan dedikasi pelanggan...bullshit!

    ReplyDelete
  15. kalimat "kita untung bangsa untung" itu bener2 bodoh..sapa sih agencynya ???? :)))))))))

    ReplyDelete
  16. Huauhauauhauhahauhuaa.. tegasss!!! hayoo siapa??? ngakuuu deh :P

    ReplyDelete
  17. Eits.. jangan lupa.. taglinenya duooong.. (in English lho).. :"Always There" - uuuuh mari kita putar lagunya BlueBoy

    ReplyDelete
  18. menarik.
    sekaligus memuakkan.

    tantangan ya tulz.
    gw berpikir deh.
    semoga aja bisa jadi lebih baik..

    ReplyDelete
  19. gw ngeliat iklan pertamina kok iklannya kayak ngomong ke pegawainya bukan ke konsumennya...mereka bilang: "mari kita selalu tersenyum" beda lho artinya dengan: "kami membuat anda tersenyum". kalo "mari kita selalu tersenyum", kesannya nyuruh doang kayak majikan ngomong ke pembokap dan dengan cara apa tersenyumnya diberitahu ngga keliatan di komunikasi promosi lainnya. seandainya mereka bilang "kami membuat anda tersenyum", ada kesan inisiatip dari pertaminannya untuk membuat konsumen selalu tersenyum misalnya bikin cerita yang lucu-lucu atau apalah disetiap komunikasinya. lagian iklan "your smile" terlalu feminis, bukannya anti...cuman ya ngga balance aja...maaf yaa komen saya. hanya pendapat saya aja kok :D

    ReplyDelete
  20. kikikiki seru idenya PSA Rakyat, (mikir keras kira2 Donor mana yang mau danain)

    ReplyDelete
  21. lha itu Pertamina nge-sponsorin Ananda Mikola juga buat apa? Itu baru beneran buang-buang duit.

    Balapan mobilnya aja nggak pernah menang.... Boro-boro F1, di sirkuit A1 aja kagak pernah masuk nomer. Nggak tau juga kalau diganti pake balap karung.

    ReplyDelete
  22. "Always there" to do what? Stealing? Cheating? Fooling?

    ReplyDelete
  23. Duh Bang.. please jangan dipancing dong.. gw punya topik panjang khusus buat ini nih hahahahahahaha... Pertanyaan saya : A1 itu konon adalah balap mobil atas nama negara .Artinya siapa pun pembalapnya pasti akan membawa nama negara.

    Harusnya.. Indonesia melakukan penyeleksian terlebih dahulu siapa pembalap yang mampu mewakili negara. Silakan lakukan pelatnas lalu pilih deh perwakilan tiap provinsi.. sampai akhirnya ketemu pembalap yang layak di sponsori negara.

    Ini kan ngga.. mentang-mentang anak pembalap nasional, tanpa seleksi.. ujug-ujug jadi pembalap membawa nama negara. Minta sponsor pula.. liat deh.. semua sponsornya BUMN.

    Mending liat Johnny Tata.. anak jalanan di comot Yamaha dan diikutsertaan buat balap international.. keren tuh!!

    ReplyDelete
  24. sejak shell dagang langsung di sini, hasil konsensus adalah: bensinnya lbh irit dibanding bensin pertamina. dirunut2 krn produknya emang lbh superior (mungkin dr campurannya). trs pertamina berharap kita "kasian" & tetep beli barang jelek?
    btw, bokap gw bilang, "bawa2 nama bangsa tp produknya dinamain fastron!" :D

    ReplyDelete
  25. bikin dong jadi entry blog tulz....

    terus terang sih gue empet ngeliat Ananda Mikola. Menang fasilitas doang. Itu pun ternyata nggak banyak menghasilkan apa-apa buat orang lain. Pada banyak keadaan - gue malah jadi nggak suka sama Pertamina - karena jelas-jelas perusahaan itu ngebuang-buang duit hanya untuk menghidupi orang seperti Ananda Mikola.

    ReplyDelete
  26. lha Pertamina sendiri kagak kasian sama customer-nya...

    ReplyDelete
  27. jadi pingin liat iklan-nya... dan pingin nyicip nyobain rasa-nya pertamina (baunya enak ngga?) :p

    ReplyDelete
  28. wah.. musti anak agencynya yang punya copy iklannya dan bisa di upload di sini. Rasa-nya... mmm... crunchy2 menggemaskan gitu lah teh :P

    ReplyDelete
  29. wakakakakakak, kita ribut2nya di dpr aja gimana? apa di kuping orang tuanya temen2 kita yang anak 'pegawai negeri'? didengerin gak ya?

    ReplyDelete
  30. Kang Motul, sebagai org yang kebagian ngerjain ATL dan BTL Shell di negara kita tercinta ini, gw dapet kesempatan ngobrol2 tentang gimana seh "aturan main" jualan bensin di Indonesia. Mungkin semua juga tau, Shell cuma boleh menjual bensin setaraf Premium dan di atasnya, mungkin ini salah satu akal-akalan pemerintah untuk mempertahankan monopoli atas peredaran BBM di Indonesia.

    Pertamina boleh aja mengklaim bahwa membeli produknya adalah mencintai produk dalam negri, tapi apa itu bukan "subtly implying" bahwa membeli produk BBM asing adalah suatu bentuk "pengkhianatan" terhadap bangsa sendiri?

    Dari awal Shell emang ga berniat untuk "perang" dalam urusan harga, tapi lewat mutu dan pelayanan. Makanya keluar campaign "QQS (Quality, Quantity, Service)". Biarpun Pertamina udah meng-update beberapa SPBU-nya di Jakarta dengan pompa elektronik dan bon cetak, teteeeeuuuuuppp aja banyak SPBU (terutama di daerah pelosok) yang BBM-nya dioplos, petugasnya "antara ada dan tiada" dan ngasih kembalian butut ala kenek metromini.

    Biar gimana juga Pertamina udah punya "sejarah panjang" masalah suplai, pelayanan, dan kualitas BBM, belom lagi indikasi korupsi di tubuh Pertamina sendiri.

    Daripada nyewa seleb buat bikin iklan yang kesannya cuma "lip service" aja, mending mikir2 dulu lah....apa semudah itu merayu konsumen Indonesia di jaman sekarang, yang udah capek dan eneg dengan segala tipu-daya pemerintah ala Orde Baru yang masih lanjuuuuuttttt sampe skarang?

    ReplyDelete
  31. menurut gue kalo ngisinya di SPBU pasti pas sih udah bener ya kualitas, kuantitas dan servisnya. beda banget kok kalo ngisinya gak di pasti pas. kalopun ada yang gak konsisten di beberapa SPBU yang udah pasti pas, palingan masalah servicenya. itupun biasanya kalo ada laporan bisa dicabut pasti pasnya dan mereka harus mengulang proses panjang dari awal lagi biar dapet pasti pas.
    gue sih milih pertamina bukan karena nasionalis. ga peduli juga gue sama bangsa butut ini. simply karena lebih murah dan SPBU langganan gue di gatot subroto oke kualitas dan servicenya, jadi gue ga mau pindah2 tempat ngisi.

    ReplyDelete
  32. Festi : gw sih nulis ini emang bukan buat di denger pemerintah :D iseng aja

    Diona : wah thanks euy.. infonya bagus! :D

    Peyi : ya.. ya.. bener juga lu :) Trus menurut lu gimana dengan iklannya? ayo dong.. lu kan group head creative :D

    ReplyDelete
  33. iklannya sih menurut gue gak jelas sih. ga ada satu pesen kuat yang bisa gue ambil dari situ. yang gue inget cuman ada dian sastro sama fariz RM doang. cuman dari semua komunikasi pertamina, yang paling mengganggu gue sih emang kata2 "kita untung bangsa untung" itu (kalo ga salah yang bikin avicom). hal itu gue udah pernah bahas ke bos2 pertamina tentang potensi dampak negatif kata2 itu ke orang indonesia yang sebenarnya udah ga begitu percaya dan peduli lagi sama bangsa ini.

    gue sendiri juga ngerjain ATL pertamina, tapi dapet bagian ngiklanin SPBU dan campaign pastipas doang (pertamina agencynya ada beberapa). yang gue bikin itu yang waktu pertama kali mereka mau bilang mereka udah berubah. kalo mau liat, yang ini iklannya :
    http://p3yi.multiply.com/video/item/7/pertamina_-_ayahku
    abis itu gue dan team cuman ngiklanin sosialisasi pasti pas aja.

    gue seneng sih ngerjain campaign pasti pas, karena untuk yang satu ini gue tau banget bahwa pasti pas itu beneran. dapet pasti pas aja itu susah banget prosesnya, dan sekali udah dapet performaya diawasin berkala sama bureau veritas (auditor independen international, lihat http://www.bureauveritas.com/). mereka sendiri sadar kok mereka ngaco dulunya, makanya sekarang mau bebenah sampe nyewa mckinsey segala
    (http://www.mckinsey.com) untuk benahin sistem dan etos kerja mereka.

    yah, at least pertamina sadar bahwa mereka ga bisa berubah sendiri dan perlu bantuan professional untuk membantu perubahan yang lagi mereka usahain ini. masalah mereka udah mengakar sih, kayak negara ini aja lah.

    gue sih ga tau ujung2nya pertamina bisa berhasil berubah ato nggak, tapi karena mereka masih berusaha berubah baru setahunan ini...rasanya terlalu dini kalo kita bilang mereka sudah gagal. butuh waktu. sementara nunggu pertamina berubah total, nikmatin aja dulu perubahan2 kecilnya. SPBU yang bagus, bersih, operator lebih ramah dan gak dekil, dll.

    ReplyDelete
  34. Waah.. gua suka nih!! Thanks banget Peyi. Info ini jelas gak banyak diketahui masyarakat deh. Langkah perubahan PERTAMINA jelas akan selalu didukung. Tinggal kita liat seberapa niat PERTAMINA ingin berubah.

    Langkah merubah LOGO pun jelas gw sambut dengan baik.. paling ngga.. kalo kelak ikutan F1, lumayan keren lah hahahaha..

    Barusan gw liat iklan "AYAH" lu... gw sih cuma melihat : perubahan itu dilakukan oleh pelanggan ya? Pelanggan yang berfikir kolot. Jadi bukan perubahan yang dilakukan Pertamina ya? sorry kalau gw salah.

    ReplyDelete
  35. maksudnya sih sama2 berubah tul.
    si ayah yang kolot sadar bahwa banyak di kehidupan ini yang udah berubah gara2 ngeliat perubahan yang ada di pertamina. si ayah mikir, gila..pertamina aja berubah...masak gue ga berubah?
    jadi maunya pertaminanya juga berubah, masyarakatnya juga berubah persepsi. tapi kalo nggak jelas, mungkin karena kita maunya pesannya soft dan gak teriak2 serta terlalu mengumbar jargon.

    ReplyDelete
  36. hmmmm...iya juga sih
    mungkin karena masa lalu PERTAMINA begitu buruknya sehingga kita nggak pernah percaya lagi, sekarang mereka berusaha berubah dan setidaknya biarkan mereka berusaha berubah ke arah yang benar dengan memberi kepercayaan kepada PERTAMINA. kalau nggak berubah, paling kita ketemuan di blog kang Anto Motulz lagi buat mengungkapkan kekecewaan kita ini.

    ReplyDelete
  37. hehe, gue juga cuma ngompor2in aja kok. mau tambah panjang lagi? bisa gue tambahin daftar komplein ke telkom tuh kalo mau, hehe

    ReplyDelete
  38. sebagai penikmat isi angin dan lap kaca gratis (karena gak perlu berenti di tempat lain lagi) aku akan bilang bahwa pelayanan PRTMN sekarang memang ada kemajuan. Sayangnya belum standart di seluruh SPBU. ada juga sih yang pelayanannya masih brengsek (kemungkinan masih merasa monopoli pertamina masih untouchable). di jalur edar gw di surabaya hanya 2 SPBU yang menggambarkan 'citra baru'. kalo waktu adalah hal yang dibutuhkan PRTMN untuk memperlihatkan bahwa ada perubahan dalam diri mereka, maka waktu itulah yang akan aku berikan. buat gw, bagaimanapun era pasar bebas tetap sesuatu yang mengerikan ketika gak ada barang lokal yang bisa bikin kita angkat topi.

    ReplyDelete
  39. salam kenal... BTW u iklan pajak, ada kalimat yang janggal gitu....
    "lunasi pajaknya, awasi penggunaannya" kesannya penerima amanah duit pajak adalah orang2 yang harus selalu diawasi kalo enggak ga tau deh...

    ReplyDelete
  40. halo juga.. Nah ya begitulah pemerintah kita. Jadi tanggung jawab pengawasannya diserahkan kepada masyarakat, entar kalo banyak uang pajak yang dilenyapkan.. alasannya kurangnya pengawasan dan kepedulian masyarakat. Lalu mengkambing hitamkan "oknum". Capee dee...

    ReplyDelete
  41. Jangan cuma liat pertamina dari sisi jeleknya aja...
    Coba dong liat gimana pertamina memikul beban distribusi BBM sampai ke pelosok indonesia, hanya untuk menjamin pemerataan pembangunan. Di daerah2 pelosok itu, pertamina bukannya dapet profit, melainkan justru ngerugi. Karena itulah ga ada SPBU asing yang mau masuk ke daerah2 terpencil itu...
    Terus, kalian semua tuh sebenernya udah pada nikmatin hasil kerjanya Pertamina! Udah pada makan keringetnya para pekerja pertamina! Tau kan kalo lebih dari 40% APBN negara yang hampir bangkrut ini tuh berasal dari Pertamina! Nah kalian kira negara bisa bangun jalan, jembatan, ngasi subsini buat pendidikan tanpa sebagian kontribusi dari pertamina??!!
    Nah... my point is... coba lihat secara lebih obyektif, jangan termakan image yang lama2 tentang pertamina, sedikit hargailah upaya mereka merubah diri, termasuk image mereka itu...

    Jadi... wake up man!! Jangan mau dibego2in oleh perusahaan asing aja!! Emang perlu ada revolusi kebudayaan sih di bangsa ini, jangan terlalu mengagung-agungkan produk impor dan menganggap enteng produk dalam negeri sendiri. Belum tentu produk impor lebih bagus dari produk kita!

    Peace.

    ReplyDelete
  42. Halo Mas Vitoito...

    Bukan kapasitas kita buat menghukum Pertamina.. Tapi bukan kapasitas kita juga musti membela Pertamina. Kita semua tahu bahwa Pertamina itu dibuat JELAS untuk mengelola hasil bumi bangsa ini UNTUK kesejahteraan bangsa.. Perkara dia harus masuk pelosok.. ya SUDAH SEHARUSNYA.. jangan pamrih. Karena dia ada untuk melayani bangsa ini. Kalau bangsa ini mendapat pemasukan dari pertamina.. ya harusnya begitu. Jangan kita menjadi belaga bodoh melihat pertamina ini sebagai perusahaan swasta yang dermawan... NO! Pertamina itu sudah jelas Badan Usaha Milik Negara... tentu lah hasil keuntungannya itu ya buat negara.

    Justru yang terjadi adalah.. sikap2 pengelola Pertamina yang seperti anda sebutkan dengan "HARGAILAH" Pertamina itu dengan sikap HARGA = PRICE.. bukan HARGA = PRIDE.

    Berkaitan dengan topik tulisan saya ini, jika ingin mendapatkan PRIDE dari masyarakat.. caranya gak susah.. gak perlu membuat iklan atau ganti logo ber milyar-milyar.. cukup perbaiki kinerja dan sistem kerja distribusinya. Kasih pintu selebar2nya buat KPK menyelidiki kroni korup di dalamnya, tunjukkan itu kepada masyarakat... saya yakin masyarakat lebih bisa menilai itu dibanding cuma dengan jargon2 iklan.

    Masalah dibegoin perusahaan asing... Coba pikir lagi.. Pemerintah kita itu sudah dibegoin sama asing.. cinta negeri dan bangsa ini bukan berarti cinta pemerintah atau pejabat atau bos2 BUMN nya mas... dan terlalu sempit juga kalau hal itu dianggap sebagai pro asing... Gak usah terlalu naif mencampurkan hal ini dengan topik produk lokal dan asing.. nanti anda bisa malu sendiri lho :) dengan cukup melihat produk2 yang anda pakai sendiri saat ini..

    Salam! :)

    ReplyDelete
  43. Hehehe... saya jadi bingung nih dengan pernyataan Anda... Anda bilang"bukan kapasitas kita untuk menghukum Pertamina"... lha, yang terjadi dengan topik anda itu apa ya...??

    Berkaitan juga dengan PRIDE yang anda singgung. Anda bilang "cukup perbaiki kinerja dan sistem kerja distribusinya" Nah, apakah anda sudah benar2 tau bahwa Pertamina tidak melakukan perbaikan itu??

    Kasih Pintu selebar2nya buat KPK?? Wah Pertamina bukan hanya membuka pintu selebar-lebarnya, tetapi bahkan mengundang masuk salah seorang Direktur (kalau saya tidak salah) KPK untuk menjadi DIrektur di Pertamina (namanya Waluyo). Bahkan menurut saya lebih dari itu, bukan cuma berusaha melakukan perbaikan, tapi juga berusaha MENUNJUKKAN perbaikan itu. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan membuat iklan2 yang yang meng-geli-tik anda itu.. Lha wong Pertamina udah melakukan banyak perbaikan, membuka diri untuk diperiksa dan menerima kritikan, termasuk membuat iklan saja masih banyak orang-orang yang memandang miring pertamina... gimana kalo ngga dilakukan usaha2 tersebut...???

    Soal dibegoin ama perusahaan asing, coba anda juga pikir lagi... Udah tau pemerintah kita dibegoin ama asing, lha apa kita rakyatnya juga mau ikut2an dibegoin ama asing??? Plis dong ah... hehehe...

    Dan satu lagi mas, soal topik produk asing dan lokal, sebenernya bukan saya yang mencampurkannya, tapi justru di tulisan anda dibandingkan antara pertamina dengan shell dan petronas... Tapi soal produk ini sih saya tetap ga yakin bahwa produk luar selalu lebih baik dari prosuk lokal. Dan prinsipnya, kalo kita pernah sedikit belajar

    ReplyDelete
  44. Mengundang sebagai Direktur? ... IMHO itu jebakan betmen...

    jadi hilang objektifitas...biar bisa cincay...

    ReplyDelete
  45. 1. Gini lho Mas Vito... menghakimi di sini.. sejauh apa sih kapasitas kita? Kita toh cuma bagian dari masyarakat. Saya menulis ini pun hanya sebagai rasa ironis dan kritisi (mempertanyakan). Saya gak yakin kalau tulisan ini bisa berbuah apa-apa terhadap Pertamina. Karena itu lah saya bilang bukan kapasitas kita menghakimi (kecuali salah satu diantara kita berprofesi spt Pak Kurtubi - pengamat migas)

    2. Kalau saya bilang Pertamina tidak melakukan langkah-langkah perubahan.. ya jangan salahkan saya.. media yang menulis demikian, para pengemat migas yang berkata demikian, para kritikus BUMN yang kasih paparan kebobrokan pengelolaan finansial pertamina. Sementara di lapangan.. semua orang tahu bahwa pelayanan di pom pertamina itu "JEBAKAN" semua. Akan tetapi.. ada yang bilang kalau pengelolaan tersebut bukan bagian dari tanggung jawab Pertamina.. OK Fine.. lalu apa lagi?

    Kalau dibilang Pertamina sedang melakukan perbaikan.. ya sudah sepatutnya.. tahu diri aja.. masa sikap ini diambil tapi sambil pamer? Mari sama-sama kita berdoa dan berharap agar langkah perbaikan ini menjadi kenyataan dan menjadi buah baik di kemudian hari.. saya sih optimis itu bisa terjadi

    3. Tentang IKLAN (topik aslinya) coba Mas Vito baca lagi deh... Kritik saya itu adalah : mengapa Pertamina (dalam melakukan perbaikan citranya ini) justru mengambil langkah dengan bikin iklan yang nilainya jor-jor-an? Pake bikin logo baru hingga nilainya ber M M? Padahal.. perbaikan yang signifikan itu bisa dilakukan di lingkup paling dekat dengan konsumen = pom bensin. Saya bukan pro bensin asing... semua itu HANYA respon pasar. Produk bagus itu berbicara sendiri lewat kualitasnya. Tidak perlu itu TERIAK-TERIAK cintai produk dalam negeri.. itu cuma omong kosong... Kenyataannya saya males koq beli batik cetakan buatan China.. walau harganya lebih murah dari batik solo.. kenapa? kualitasnya gak bohong mas..

    4. Dibegoin perusahaan asing.. saya sih gak mau bikin statement ttg ini. Saya gak mau munafik.. dan saya juga gak mau kejebak omongan sendiri. Pemerintah kita punya banyak alasan utk semua itu, terlepas benar atau salah.. kapasitas ini jauh dari cuma obrolan kita mas.. Apalagi jika kita kaitkan dengan ekonomi kita yang tergantung dengan asing.. Kita gak usah merasa lebih pinter cuma karena kontra perusahaan asing...

    5. Masalah membandingkan Pertamina dengan Shell / Petronas, ya itu tadi mas.. ini respon pasar. Ada produk, ada value, ada kebutuhan, ada konsumen. Saya beli Shell bukan karena saya cinta Belanda, tapi saya suka karena pelayanannya, SALAHKAH? Atau saya musti pake Pertamina atas nama nasionalisme? Menorot loh? Saya gak mau pake Petronas karena harganya mahal, pelayanannya gak asik, dan gak ingetin saya pake safety belt abis ngisi bensin dan itu produk Malaysia... Boleh dong gw sebagai konsumen milih produk yg gw suka?

    Baik tidak baiknya kualitas produk, gak musti dilihat lokal atau luar negeri. Tergantung produk apa yang mo kita beli? Seperti batik tadi, tempe, tahu, gado-gado, rendang, ada sih yang bukan buatan lokal.. tapi sorry.. semua nya gak enak.. gw tetep lebih suka buatan lokal

    ReplyDelete
  46. motulz...nomer 2 tambahin ibid...alias kutipan..biar meyakinkan..:p

    ReplyDelete
  47. Duh.. sebetulnya gw tahu ini dari dialog di TV dulu banget.. Tapi coba gw cari2 ya.. (maaf kalo gak lengkap)

    "Contoh lain yang tak kalah memprihatinkan ialah pemerintah merestui Pertamina dan PLN menetapkan harga atau tarif sesuka hati kepada kalangan industri..." - http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0512/26/utama/2319650.htm

    "Kelangkaan premium di Medan dan di beberapa daerah lain di Sumut seperti Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Mandailing natal dan jalur lintas Sumatera merupakan bukti kegagalan Pertamina dalam memenuhi pasokan," - http://www.antara.co.id/arc/2008/7/15/kelangkaan-premium-bukti-kegagalan-pertamina/

    "Rizal Ramli yang juga Ketua Umum Komite Bangkit Indonesia (KBI) juga mengkritik tak efisiennya PLN dan Pertamina. Kehilangan PLN di jalur transmisi saat ini tertinggi di Asia yakni 11 persen. Sementara biaya produksi BBM di Pertamina tergolong paling boros di dunia" - http://www.undiknas.ac.id/rizal-ramli-bicara-di-undiknas-mengenai-kenaikan-bbm.html

    "Pengusutan kasus dugaan korupsi penjualan Tanker Very Large Crude Carrier (VLCC) Pertamina, mulai menunjukkan hasil. Salah satu unsur korupsi telah terlihat." - http://www.suaramerdeka.com/harian/0704/26/nas16.htm

    "Topik : Korupsi Pertamina" - http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/477/

    "Buronan kasus korupsi Pertamina, Tabrani Ismail akhirnya ditangkap petugas Kejaksaan Agung" - http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=33441

    "KKN di Pertamina tumbuh subur pada rezim Orde Baru. Walau Soeharto sudah lengser, puluhan perusahaan milik Keluarga Cendana masih menikmati rezeki basah di Pertamina. Sampai kapan KKN di Pertamina berakhir?" - http://www.transparansi.or.id/majalah/edisi7/7berita_8.html

    Aaahh.. cari sendiri ah.. terlalu banyak kalo gw musti cariin :P

    ReplyDelete
  48. Padahal gue cuman becanda...wakakaka..nice effort tough...:D

    ReplyDelete
  49. lagi cari2 iklan pertamina eh nemu comment2 ini, gue bukan ngedukung Pertamina ya, tapi gue dukung Bangsa, kalo gue sih ngerasa Pertamina emang harus masang iklan, kalo gak gt bisa abis digilas sama perusahaan asing.pasarnya bisa abis. Shell gak ngiklan aja pelangganya banyak, apalagi ngiklan...dan gue gak rela Bangsa penuh perusahaan asing.gue yakin perusahaan segede gt dan banyak di awasin sama masyarakat kayak kita, dah berusaha sampe saat ini untuk beresin kinerja dan struktur mungkin kita aja yang gak tau dah sampe mana, urusan internal mereka lah.. penjahat selalu ada di dalam lembagha, tapi orang baik nya juga masih ada kok...time will tell beyb..

    ReplyDelete
  50. Wah ini tulisan gw sudah lama banget :) Seperti yg udah gw tulis, point gw adalah perbaikan itu musti nyata dan musti dari dalam, bukan dengan cuma menampilkan lewat iklan. Kenyataannya.. PERTAMINA melakukan itu, perbaikan2 dari dalam lembaga.. dan gue salut untuk itu. Saat ini kita jarang melihat iklan Pertamina (kecuali ucapan hari raya.. that's fine). Sekarang kita bisa lihat sedikit demi sedikit Pertamina mulai mendapat kepercayaan dari pelanggannya (termasuk gue, yg dulu pelanggan SHELL). Walau sejujurnya masih banyak pom bensin yang masih cupu pegawainya.. tapi semoga akan membaik lah :)

    Gue cinta bangsa ini.. gua cinta negara ini.. tapi gua lumayan capek dan jengah sama pemerintah kita. Gue berharap kita masih bisa mendapat yg terbaik dari yg ada dari bangsa ini.. Amin

    ReplyDelete